Yen Anjlok, Jepang Ganti Wakil Menteri Keuangan

Pemerintah Jepang mengganti Wakil Menteri Keuangan untuk mengatasi pelemahan nilai tukar yen yang mencapai titik terendah dalam dua dekade. Simak selengkapnya di sini!

Yen Anjlok, Jepang Ganti Wakil Menteri Keuangan
Yen Anjlok, Jepang Ganti Wakil Menteri Keuangan. Gambar: Ilustrasi Canva

BaperaNews - Pemerintah Jepang memutuskan untuk mengganti Wakil Menteri Keuangan sebagai respons atas melemahnya nilai tukar yen yang terus berlanjut.

Penggantian ini dilakukan setelah nilai yen terhadap dolar AS mencapai titik terendah dalam dua dekade terakhir, memicu kekhawatiran tentang stabilitas ekonomi negara tersebut.

Pada Rabu (26/6), Menteri Keuangan Jepang, Shunichi Suzuki, mengumumkan bahwa langkah ini diambil untuk menanggapi situasi yang mengkhawatirkan di pasar valuta asing.

Jepang, yang menghadapi tantangan ekonomi global dan domestik, merasakan dampak signifikan dari melemahnya yen. Nilai tukar yen terhadap dolar AS mencapai level terendah dalam 20 tahun terakhir, memicu kekhawatiran tentang inflasi impor dan daya beli masyarakat yang menurun.

Pelemahan yen ini juga berimplikasi pada biaya energi dan bahan baku yang lebih tinggi, yang sebagian besar diimpor.

"Keputusan ini diambil untuk memastikan bahwa kita memiliki kepemimpinan yang tepat dalam menghadapi tantangan ekonomi saat ini," kata Shunichi Suzuki dalam konferensi pers di Tokyo.

“Penggantian Wakil Menteri Keuangan adalah langkah penting untuk mengatasi volatilitas pasar dan menjaga stabilitas ekonomi Jepang," tambahnya.

Shunichi Suzuki menjelaskan bahwa Wakil Menteri Keuangan baru, yang akan segera diumumkan, diharapkan dapat membawa perspektif baru dalam menangani kebijakan moneter dan fiskal untuk menstabilkan nilai yen serta mengatasi inflasi yang meningkat.

Baca Juga: Infeksi Bakteri Pemakan Daging Meningkat di Jepang, Puluhan Orang Tewas

Pengumuman penggantian Wakil Menteri Keuangan ini segera memicu reaksi di pasar keuangan Jepang. Indeks saham utama Jepang, Nikkei, menunjukkan fluktuasi signifikan setelah pengumuman tersebut.

Analis pasar memperkirakan bahwa langkah ini dapat membantu mengurangi tekanan pada yen dan meningkatkan kepercayaan investor terhadap kemampuan pemerintah dalam menangani krisis nilai tukar.

"Penggantian ini adalah sinyal bahwa pemerintah Jepang serius dalam menangani isu pelemahan yen. Namun, kita perlu melihat kebijakan konkret yang akan diambil oleh Wakil Menteri Keuangan baru untuk menstabilkan pasar," ujar Kenji Tanaka, Ekonom senior di Tokyo.

Pemerintah Jepang juga diperkirakan akan meningkatkan intervensi di pasar valuta asing untuk mendukung nilai yen. Langkah ini mencakup pembelian yen dalam jumlah besar untuk menstabilkan mata uang tersebut.

Selain itu, ada spekulasi bahwa Bank of Japan (BOJ) mungkin akan mempertimbangkan penyesuaian dalam kebijakan moneter untuk mendukung penguatan yen.

Melemahnya nilai yen memiliki dampak langsung terhadap perekonomian Jepang, terutama dalam hal inflasi impor. Harga barang-barang impor, termasuk energi dan bahan baku, telah meningkat, yang berdampak pada biaya hidup masyarakat Jepang.

Selain itu, perusahaan-perusahaan yang mengandalkan impor bahan baku untuk produksi juga menghadapi tekanan biaya yang lebih tinggi.

Langkah penggantian Wakil Menteri Keuangan ini diharapkan dapat membawa stabilitas pada nilai tukar yen dan membantu meredam dampak negatif terhadap ekonomi. Pemerintah Jepang berupaya untuk menjaga daya beli masyarakat dan mencegah peningkatan harga barang-barang konsumsi yang lebih tinggi.

Meskipun nama Wakil Menteri Keuangan baru belum diumumkan, spekulasi beredar bahwa pemerintah akan memilih seorang ahli ekonomi dengan pengalaman luas dalam kebijakan moneter dan fiskal. Tokoh yang dianggap potensial termasuk mantan pejabat senior di Bank of Japan dan akademisi terkemuka di bidang ekonomi makro.

Menteri Keuangan Shunichi Suzuki menyatakan keyakinannya bahwa Wakil Menteri Keuangan baru akan membawa perspektif dan kebijakan yang efektif dalam menangani tantangan ekonomi saat ini.

"Kami yakin bahwa dengan kepemimpinan baru, kita dapat mengatasi volatilitas pasar dan memastikan stabilitas ekonomi jangka panjang untuk Jepang," tambah Suzuki.

Baca Juga: Jepang Buat Tren Baru, Pernikahan Persahabatan yang Disebut "Friendship Marriage"