Kemenkes Beri Anggaran Rp1 M untuk Beli 1 Juta Kondom

Kemenkes Indonesia mengalokasikan Rp1 miliar dari APBN 2024 untuk membeli lebih dari 1 juta kondom. Baca selengkapnya di sini!

Kemenkes Beri Anggaran Rp1 M untuk Beli 1 Juta Kondom
Kemenkes Beri Anggaran Rp1 M untuk Beli 1 Juta Kondom. Gambar: Ilustrasi Canva

BaperaNews - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia telah menganggarkan dana sebesar Rp1 miliar dari APBN 2024 untuk pengadaan kondom dalam jumlah besar.

Proyek ini dikelola oleh Sekretariat Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes. Informasi ini terungkap dari situs Sirup LKPP pada Senin (24/6), dengan pengumuman tender yang diberi kode RUP 51945531 dengan nama paket 'Kondom'.

Menurut detail yang tercantum dalam situs tersebut, proyek ini akan melibatkan pengadaan sebanyak 1.017.161 buah kondom. Anggaran sebesar Rp1 miliar ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan kondom di berbagai program kesehatan yang dikelola oleh Kemenkes.

Metode pemilihan yang digunakan dalam pengadaan ini adalah e-purchasing, yang menunjukkan upaya untuk menerapkan proses yang transparan dan efisien dalam pengelolaan keuangan publik. Pengumuman resmi tentang paket proyek ini telah dilakukan pada 21 Juni 2024, dengan target pemanfaatan barang pada bulan Juli tahun yang sama.

Baca Juga: Kenali 15 Ciri-Ciri Orang Jatuh Cinta, Kamu Mengalaminya?

Pengadaan kondom dalam jumlah besar ini dilakukan sebagai bagian dari strategi pencegahan dan pengendalian penyakit menular seksual yang menjadi fokus utama Kemenkes.

Kondom merupakan salah satu metode yang efektif dalam mengurangi risiko penularan penyakit seperti HIV/AIDS dan lainnya. Dengan memastikan ketersediaan kondom yang cukup, diharapkan dapat mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan kesadaran dan perlindungan kesehatan masyarakat.

Keputusan Kemenkes untuk mengalokasikan anggaran sebesar Rp1 miliar untuk pengadaan kondom juga merupakan respons terhadap kebutuhan yang semakin meningkat, terutama di kalangan remaja dan dewasa muda yang rentan terhadap risiko penularan penyakit seksual.

Langkah ini diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam upaya pencegahan dan promosi kesehatan reproduksi di Indonesia.

Baca Juga: Alasan Kenapa Banyak Orang Meninggal Setelah Berhubungan Seks