Iran Kecam Pembunuhan Mohammed Afif dalam Serangan Israel di Beirut

Iran kecam serangan Israel di Beirut yang tewaskan juru bicara Hizbullah, Mohammed Afif. Konflik memanas, korban sipil terus bertambah. Simak perkembangan terkini!

Iran Kecam Pembunuhan Mohammed Afif dalam Serangan Israel di Beirut
Iran Kecam Pembunuhan Mohammed Afif dalam Serangan Israel di Beirut. Gambar : Reuters/Ali Hashisho

BaperaNews - Juru bicara Hizbullah, Mohammed Afif, tewas dalam serangan udara Israel yang menargetkan Beirut, ibu kota Lebanon, pada Minggu (17/11). 

Afif, yang dikenal sebagai salah satu tokoh penting dalam Hizbullah, meninggal saat berada di markas besar Partai Baath, sebuah organisasi pro-Hizbullah. 

Serangan ini memicu kecaman dari berbagai pihak, termasuk Iran, yang mengecam pembunuhan tersebut sebagai tindakan agresi dan pelanggaran terhadap kedaulatan Lebanon.

Mohammed Afif sebelumnya dikenal sebagai penasihat bagi pemimpin Hizbullah yang telah wafat, Hassan Nasrallah, serta memegang tanggung jawab untuk hubungan media Hizbullah sejak 2014.

Afif terakhir kali terlihat di hadapan publik saat mengadakan konferensi pers di wilayah selatan Beirut, hanya enam hari sebelum serangan yang merenggut nyawanya.

Hamas, kelompok yang berbasis di Palestina dan memiliki hubungan erat dengan Hizbullah, segera menyampaikan belasungkawa atas kematian Afif.

Hamas menggambarkan Afif sebagai sosok yang berani dan vokal dalam menyuarakan perlawanan terhadap Israel.

Afif merupakan salah satu figur Hizbullah yang secara terbuka tampil di publik setelah serangkaian operasi Israel, termasuk infiltrasi yang dilakukan di wilayah Lebanon, yang memaksa Hizbullah melakukan taktik operasi bawah tanah.

Selama konflik yang berkecamuk sejak awal Oktober 2024, Afif sering kali memberikan pernyataan dan pidato dari lokasi-lokasi yang terkena dampak serangan Israel di Beirut.

Sebagai juru bicara, ia memainkan peran penting dalam menyampaikan informasi dan tanggapan Hizbullah terhadap serangan yang semakin intensif dari Israel.

Baca Juga : Iran Desak PBB Usir Israel dan Berlakukan Embargo Senjata

Selain menewaskan Mohammed Afif, serangan udara Israel pada Minggu tersebut juga menghancurkan sebagian besar markas Partai Baath di Beirut.

Markas ini terletak di area strategis yang menghubungkan Beirut bagian barat dan timur, serta dekat dengan jalan utama menuju bandara yang melintasi pinggiran selatan kota. 

Markas Partai Baath, yang merupakan cabang dari Partai Baath Suriah yang dipimpin Presiden Bashar Al-Assad, telah lama menjadi sekutu Hizbullah di Lebanon.

Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan bahwa selain Afif, serangan tersebut juga mengakibatkan empat korban jiwa lainnya dan melukai 14 orang.

Tim penyelamat dan pertahanan sipil Lebanon segera dikerahkan untuk mengevakuasi korban yang terjebak di bawah reruntuhan. Beberapa bagian bangunan hancur total, menambah panjang daftar kerusakan akibat eskalasi konflik antara Israel dan Hizbullah.

Koresponden Timur Tengah dari BBC, Lina Sinjab, mengkhawatirkan bahwa serangan Israel terhadap markas Partai Baath dapat memperluas konflik dan meningkatkan risiko serangan terhadap tokoh-tokoh yang bukan hanya terkait dengan Hizbullah.

Sinjab mencatat bahwa hingga saat ini, belum ada tanda-tanda untuk meredakan ketegangan atau mencari solusi diplomatik yang konkret, malah justru menunjukkan potensi eskalasi lebih lanjut.

Selain menghancurkan markas Partai Baath, serangan Israel juga menyasar pusat kota Beirut, termasuk di Jalan Mar Elias, yang mengakibatkan dua orang tewas dan 13 lainnya terluka.

Kementerian Kesehatan Lebanon mencatat bahwa total korban tewas akibat serangan Israel di Lebanon sejak awal Oktober telah mencapai sekitar 3.400 orang, dengan lebih dari 1,2 juta warga terpaksa mengungsi demi keselamatan mereka.

Iran, sebagai sekutu utama Hizbullah di kawasan, mengecam keras serangan yang menewaskan Mohammed Afif.

Kementerian Luar Negeri Iran mengutuk serangan Israel sebagai tindakan yang tidak dapat diterima dan menuntut komunitas internasional untuk segera campur tangan menghentikan agresi Israel di Lebanon. 

Iran juga menegaskan dukungannya terhadap Hizbullah sebagai bagian dari perlawanan terhadap apa yang mereka sebut sebagai "penindasan" yang dilakukan Israel di kawasan tersebut.

Baca Juga : Iran Bantah Rencana Pembunuhan Presiden Terpilih AS Donald Trump