Singgung Maraknya Aksi Tawuran di Indonesia, Ranny Fahd A Rafiq: Salah Siapa?

Ranny Fahd A Rafiq soroti maraknya tawuran di Indonesia, ungkap akar masalah dan solusi untuk hentikan budaya kekerasan antar-remaja.

Singgung Maraknya Aksi Tawuran di Indonesia, Ranny Fahd A Rafiq: Salah Siapa?
Singgung Maraknya Aksi Tawuran di Indonesia, Ranny Fahd A Rafiq: Salah Siapa? Gambar : Istimewa

BaperaNews - Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Ranny Fahd A Rafiq, menyampaikan keprihatinannya terkait fenomena tawuran yang semakin marak di Indonesia. Menurutnya, aksi kekerasan antar-remaja ini mencerminkan adanya permasalahan mendasar yang perlu segera diselesaikan oleh berbagai pihak.

Ranny mengutip sebuah insiden tragis di Kota Bekasi beberapa waktu lalu, di mana tujuh remaja ditemukan tewas di Kali Bekasi setelah melompat untuk menghindari razia polisi.

"Peristiwa ini membuka mata kita bahwa tawuran bukan hanya soal kekerasan fisik, tetapi juga bentuk pelarian dari berbagai tekanan yang dirasakan anak muda," ungkapnya saat berbicara di Gedung DPR RI, Selasa (19/11/2024).

Ia menyoroti pola perilaku yang kini kian mengkhawatirkan, seperti remaja yang nongkrong hingga dini hari sambil membawa senjata tajam.

"Bayangkan, anak-anak muda kita membawa celurit dan siap melukai bahkan membunuh. Ini menunjukkan ada yang salah dalam cara kita membina generasi muda," ujar Ranny.

Akar Masalah Tawuran

Ranny mengidentifikasi tiga faktor utama yang menjadi akar penyebab maraknya tawuran di Indonesia:

  1. Kebutuhan Identitas yang Salah
    Banyak anak muda ingin menunjukkan eksistensi mereka, tetapi caranya keliru. Tawuran menjadi simbol kekuatan yang salah arah.

  2. Faktor Psikologis dan Broken Home
    Anak-anak dari keluarga yang tidak harmonis seringkali merasa rendah diri dan mencari pelarian di luar rumah. Lingkungan keluarga yang penuh kekerasan turut membentuk subkultur kekerasan pada mereka.

  3. Pola Asuh yang Otoriter
    Komunikasi buruk antara orang tua dan anak, serta pola asuh berbasis ancaman dan kekerasan, membuat anak-anak merasa tidak betah di rumah. Hal ini mendorong mereka menghabiskan waktu di luar rumah, yang akhirnya memicu tindakan-tindakan berisiko, termasuk tawuran.

Baca Juga : Ranny Fahd A Rafiq Dorong Pemerintah Tingkatkan IQ dan Kesehatan Otak Anak Indonesia

Dampak dan Sebaran Tawuran di Indonesia

Ranny mengungkapkan bahwa fenomena tawuran tidak hanya terjadi di Jabodetabek, tetapi juga di daerah lain. Di Sukabumi, seorang pelajar SMP tewas karena luka di kepala akibat tawuran, sementara di Semarang, dua remaja meninggal setelah insiden serupa. "Tawuran sering diawali dengan cekcok di media sosial, lalu berlanjut dengan pertemuan fisik yang berujung tragedi," jelasnya.

Pentingnya Solusi Konkret

Sebagai langkah pencegahan, Ranny mengusulkan agar pemerintah menyediakan ruang-ruang positif bagi anak muda untuk menyalurkan energi mereka.

"Kembalikan ajang adu kejantanan ke dalam ring tinju yang terorganisir dengan wasit profesional. Atau, fasilitasi perlombaan balap motor di sirkuit resmi. Dengan begitu, mereka bisa mencari jati diri di tempat yang aman," sarannya.

Ia juga menegaskan bahwa pemerintah harus serius menangani fenomena ini. "Ini bukan sekadar berita di media, tetapi masalah nyata yang perlu segera dihentikan. Negara harus hadir memberikan rasa aman bagi rakyatnya. Stop tawuran sekarang juga," tutup Ranny.

Fenomena tawuran, jika dibiarkan, berpotensi merusak masa depan generasi muda dan mencoreng citra Indonesia di mata dunia. Diperlukan kerja sama dari semua pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan keluarga, untuk menghentikan budaya kekerasan ini.

Penulis : ASW