Ranny Fahd A Rafiq: Dunia Kesehatan Itu Luas, Metode Pengobatan Peninggalan Leluhur Segera Masuk UNESCO

Ranny Fahd A Rafiq dorong pemerintah promosikan pengobatan tradisional Indonesia agar setara dengan metode medis Barat dan menjadi sumber devisa negara.

Ranny Fahd A Rafiq: Dunia Kesehatan Itu Luas, Metode Pengobatan Peninggalan Leluhur Segera Masuk UNESCO
Ranny Fahd A Rafiq: Dunia Kesehatan Itu Luas, Metode Pengobatan Peninggalan Leluhur Segera Masuk UNESCO. Gambar : BaperaNews/Dok. Istimewa

BaperaNews - Saat negara melakukan efisiensi, para pemangku kebijakan perlu melakukan inovasi dalam penyelesaian masalah. Sebab, memecahkan suatu permasalahan tidak bisa hanya dengan satu cara, melainkan harus mempertimbangkan berbagai metode. 

Hal ini disampaikan oleh Ranny Fahd A Rafiq di Gedung DPR/MPR pada Jumat (21/2/2024).

Politikus Partai Golkar tersebut menyoroti keberagaman metode pengobatan yang berkembang di Indonesia.

“Ada beberapa sistem pengobatan yang ramai digunakan di Indonesia, yaitu pengobatan medis ala Barat, pengobatan Timur, dan pengobatan peninggalan leluhur yang sudah turun-temurun digunakan untuk menyembuhkan berbagai penyakit,” ujarnya.

Ranny juga menyoroti bagaimana dalam skala global, metode pengobatan Barat sering dibandingkan dengan pengobatan Timur, bahkan sampai diangkat dalam film Box Office Hollywood yang membahas pengobatan tradisional China versus pengobatan medis ala Barat.

“Pertanyaannya, bagaimana dengan pengobatan tradisional Indonesia? Seharusnya ini juga mendapatkan perhatian,” tegasnya.

Menurutnya, dunia medis di Indonesia masih sangat didominasi oleh pendekatan Barat. Sementara itu, negara-negara seperti Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan berhasil mempopulerkan metode pengobatan tradisional mereka.

“Indonesia juga memiliki pengobatan tradisional yang tidak kalah canggih. Lalu, mengapa tidak digaungkan? Padahal, metode ini sudah terbukti efektif,” tambahnya.

Ranny menekankan pentingnya pemikiran inovatif dalam dunia kesehatan, terutama di Kementerian Kesehatan.

“Biaya pengobatan ala Barat itu sangat mahal. Derajat pengobatan alternatif seharusnya setara dengan pengobatan medis konvensional. Ini menjadi tantangan besar bagi pemerintah, yang hingga kini belum mampu memberikan solusi konkret. Jika semua penyakit harus ditanggung oleh BPJS yang bersumber dari APBN, tentu akan sangat membebani negara. Oleh karena itu, perlu ada alternatif,” jelasnya.

Baca Juga : Ranny Fahd A Rafiq Ungkap Pro dan Kontra antara Orang Kaya dan Miskin di Tengah Masyarakat Indonesia

Ia mencontohkan keunggulan pengobatan tradisional Indonesia, seperti metode penyembuhan patah tulang yang hanya dengan teknik pemijatan atau penggunaan air bisa mempercepat pemulihan.

“Pemain sepak bola Indonesia, misalnya, cenderung lebih cepat sembuh dari cedera dibandingkan pemain luar negeri yang memerlukan waktu lebih lama untuk pulih. Ini harus dipromosikan ke luar negeri sebagai sumber devisa negara, jika pemerintah bisa memanfaatkannya dengan baik,” ungkap istri dari Fahd A Rafiq tersebut.

Ranny menegaskan bahwa tradisi penyembuhan di Indonesia tidak boleh diremehkan.

“Jepang punya teknik siatsu dengan metode pijatan tertentu. Di Indonesia, metode serupa juga telah ada sejak lama, tetapi bangsa kita masih malu untuk menampilkan budaya pengobatan sendiri. Jangan biarkan budaya pengobatan Indonesia terus mengalami pendangkalan. Kita harus bangkit dan mempromosikannya secara masif,” katanya.

Menurutnya, jika pengobatan alternatif memiliki tingkat kesembuhan hingga 80%, maka sudah seharusnya diakui dunia, termasuk oleh UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization).

“Jamu, sebagai warisan leluhur budaya Indonesia, seharusnya sejajar dengan pengobatan Barat. Meski sudah diakui UNESCO sejak 2023, pengaruhnya masih kurang terasa di tingkat global,” imbuhnya.

Ranny berharap Indonesia tidak lagi merasa inferior terhadap budayanya sendiri. “Kita tidak boleh merasa lebih rendah dari bangsa lain. Justru kita memiliki banyak keunggulan. Saatnya Indonesia kembali mendunia,” tutup Anggota DPR RI dari Partai Golkar tersebut.

Baca Juga : Ranny Fahd A Rafiq: Ketika Amanat Rakyat Tidak Menjadi Keramat, Sebuah Refleksi Absolut Menuju 2045