DeepSeek Diblokir di Sejumlah Negara Karena Isu Keamanan, Bagaimana Tanggapan Indonesia?
DeepSeek, chatbot AI asal China, diblokir di beberapa negara karena isu keamanan data. Indonesia belum berencana memblokir. Wakil Menkominfo Nezar Patria beri tanggapan.

BaperaNews - Aplikasi chatbot berbasis kecerdasan buatan (AI) asal China, DeepSeek, menghadapi pemblokiran di beberapa negara akibat isu keamanan data.
Negara-negara seperti Amerika Serikat, Italia, India, dan Korea Selatan telah melarang aplikasi ini dengan alasan kekhawatiran terhadap kedaulatan dan keamanan nasional. Namun, pemerintah Indonesia belum mengambil langkah serupa.
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Nezar Patria menyatakan bahwa hingga saat ini, pemerintah Indonesia tidak berencana untuk memblokir DeepSeek.
Menurutnya, keberadaan aplikasi AI dari Asia, termasuk DeepSeek, dapat menjadi alternatif dalam perkembangan teknologi digital.
"Kita sebagai negara yang sedang mengembangkan teknologi artificial intelligence tentu membuka peluang untuk melihat dan mempelajari berbagai perkembangan yang ada," ujar Nezar saat ditemui di kantornya, Jakarta, Senin (17/2).
DeepSeek menjadi salah satu aplikasi chatbot yang mengalami lonjakan popularitas sejak peluncurannya. Aplikasi ini menduduki peringkat teratas di App Store dan Play Store, menarik perhatian banyak pengguna.
DeepSeek menawarkan berbagai fitur, seperti analisis berkas, pencarian informasi di internet, serta kemampuan menjawab pertanyaan pengguna secara cepat.
Baca Juga : Kenali Chatbot AI Asal China ‘DeepSeek’ yang Kalahkan ChatGPT
Salah satu keunggulannya adalah fitur sinkronisasi riwayat percakapan di berbagai perangkat, memberikan fleksibilitas bagi pengguna untuk melanjutkan percakapan dari perangkat berbeda.
Namun, popularitas DeepSeek juga menimbulkan kekhawatiran. Aplikasi ini diketahui mengumpulkan dan menyimpan data pengguna di server yang berlokasi di China.
Hal ini memicu isu keamanan data, terutama terkait potensi penyalahgunaan informasi yang dikumpulkan.
Negara-negara yang telah memblokir aplikasi ini mengkhawatirkan risiko pengumpulan data dalam jumlah besar dan potensi akses oleh pemerintah China.
Tidak hanya DeepSeek, aplikasi lain buatan China seperti TikTok, WeChat, dan UC Browser juga menghadapi pembatasan di beberapa negara.
Keputusan pemblokiran biasanya didasarkan pada potensi ancaman terhadap keamanan nasional dan penyalahgunaan data pengguna.
Sementara itu, pemerintah China menanggapi pembatasan ini dengan kritik tajam. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, menyatakan bahwa negaranya menolak penggunaan dalih keamanan nasional untuk melarang aplikasi asal China.
"Kami menentang politisasi di bidang perdagangan dan teknologi serta akan tegas melindungi hak dan kepentingan hukum perusahaan China," ujar Guo dalam konferensi pers di Beijing pada Kamis (6/2).
Baca Juga : Profil Liang Wenfeng, Pembuat DeepSeek AI yang Sukses Bikin Dunia Guncang