Alasan Kenapa Banyak Orang Meninggal Setelah Berhubungan Seks
Temukan alasan di balik kematian setelah berhubungan seks. Simak Berita Selengkapnya!
BaperaNews - Kematian mendadak saat atau setelah berhubungan seks merupakan fenomena yang terjadi pada sebagian kecil populasi.
Meskipun angka kejadiannya rendah, namun kematian tersebut tetap menimbulkan pertanyaan dan kekhawatiran di masyarakat. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk memahami mengapa hal ini bisa terjadi.
Sebagian besar kasus kematian mendadak setelah berhubungan seks terjadi pada laki-laki paruh baya dengan rata-rata usia sekitar 59 tahun.
Penyebab terseringnya adalah serangan jantung atau infark miokard. Namun, studi terbaru menunjukkan bahwa fenomena ini tidak terbatas pada laki-laki paruh baya saja.
Sebuah penelitian yang dilakukan di St George's, London University, menemukan bahwa kematian mendadak setelah berhubungan seks juga dapat terjadi pada usia yang lebih muda, bahkan pada wanita.
Studi tersebut mengungkapkan bahwa dari 6.847 kasus kematian mendadak yang diselidiki, sekitar 0,2 persen kasus terjadi selama atau satu jam setelah aktivitas seksual.
Rata-rata usia kematian adalah 38 tahun, dan 35 persen kasus terjadi pada wanita.
Kematian ini tidak selalu disebabkan oleh serangan jantung, seperti yang umumnya terjadi pada pria lanjut usia.
Lebih dari separuh kasus disebabkan oleh sindrom kematian aritmia mendadak atau SADS, yang ditandai oleh ritme jantung yang abnormal secara tiba-tiba.
Baca Juga : 7 Makanan untuk Meningkatkan Gairah Seks
Selain itu, penyebab lain dari kematian mendadak setelah berhubungan seks adalah diseksi aorta, yaitu kondisi ketika lapisan di dinding arteri besar dari jantung robek dan pecah.
Hal ini dapat menyebabkan bengkak dan pecahnya arteri, yang merupakan kondisi yang mengancam jiwa.
Beberapa kasus lainnya disebabkan oleh kelainan struktural pada jantung, seperti kardiomiopati atau kelompok kondisi genetik langka yang dikenal sebagai channelopathies.
Meskipun risiko kematian mendadak setelah berhubungan intim terjadi, namun insiden tersebut sangatlah rendah.
Risiko ini bahkan lebih rendah pada orang yang telah didiagnosis dengan penyakit jantung.
Oleh karena itu, penting bagi individu yang memiliki risiko terkait dengan kondisi jantung untuk berkonsultasi dengan ahli jantung mengenai risiko yang terkait dengan aktivitas seksual.
Baca Juga : Cara Nakal Merangsang dan Memainkan Puting Pria Agar Seks Makin Hot