RS Harapan Kita Sukseskan Operasi Jantung Robotik Pertama di Indonesia

RS Harapan Kita sukses lakukan operasi jantung robotik pertama di Indonesia. Teknologi ini percepat pemulihan pasien dan jadi standar baru bedah jantung!

RS Harapan Kita Sukseskan Operasi Jantung Robotik Pertama di Indonesia
RS Harapan Kita Sukseskan Operasi Jantung Robotik Pertama di Indonesia. Gambar : Sehat Negeriku Kementerian Kesehatan

BaperaNews - Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah (RSJPD) Harapan Kita mencatat sejarah baru dengan sukses melakukan operasi jantung menggunakan teknologi robotik. Ini merupakan pertama kalinya teknologi canggih tersebut diterapkan di Indonesia. 

Operasi ini berlangsung pada Rabu (13/11), dan disaksikan langsung oleh Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, yang menyatakan bahwa penggunaan teknologi robotik membawa banyak keunggulan dibandingkan metode konvensional dalam operasi jantung.

Operasi jantung dengan metode robotik memungkinkan dilakukannya bedah minimal invasif, dengan sayatan yang jauh lebih kecil. Teknologi ini memudahkan dokter untuk mengakses area jantung yang sulit dijangkau tanpa harus melakukan bedah terbuka.

Hal ini secara langsung berdampak pada percepatan waktu pemulihan pasien. Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, dengan teknik baru ini, pasien tidak perlu melalui proses bedah terbuka, yang biasanya membutuhkan waktu pemulihan lebih lama.

"Dengan teknologi baru ini, lebih baik untuk pasien karena dadanya tidak perlu dibuka, karena mereka sepenuhnya menggunakan teknik endoskopi. Recovery-nya lebih cepat, 2-3 hari sudah bisa pulang ke rumah. Kalau sebelumnya, bisa memakan waktu 5 sampai 7 hari," jelas Budi Gunadi Sadikin saat diwawancarai.

Hal ini tidak hanya mempercepat proses penyembuhan, tetapi juga mengurangi waktu tunggu pasien yang memerlukan tindakan serupa.

Prosedur ini dipimpin oleh Dr. dr. Dudy Hanafy, Sp.BTKV, Subsp. JD (K), MARS, seorang spesialis bedah jantung yang berpengalaman.

Untuk memastikan kelancaran operasi pertama ini, Dr. Dudy bekerja sama dengan seorang proctor asal India yang memiliki pengalaman dalam operasi robotik dan minimal invasif di Amerika Serikat. 

Proctor tersebut juga merupakan pendiri Alliance Hospital di Texas Barat, Amerika Serikat, yang telah dikenal sebagai pusat rujukan bedah robotik.

Baca Juga : Pria AS Penerima Transplantasi Jantung Babi Meninggal Dunia

Pada operasi perdana ini, tiga pasien menjalani prosedur yang berbeda. Pasien pertama menjalani operasi bypass jantung koroner secara total (TECAB), pasien kedua menjalani perbaikan katup mitral, dan pasien ketiga menjalani operasi untuk memperbaiki lubang pada sekat atrium (ASD).

Rencananya, total lima pasien akan menjalani operasi jantung dengan metode robotik di pekan ini.

Menurut Dr. Dudy, seluruh pasien yang menjalani operasi dengan teknologi robotik ini menunjukkan kondisi yang stabil pascaoperasi dan sudah dapat beraktivitas normal hanya beberapa hari setelah tindakan.

"Dengan teknologi robotik ini, pasien bisa pulih lebih cepat karena tidak ada tulang yang dibelah atau sela iga yang dilebarkan. Pasien dalam 2 atau 3 hari sudah bisa pulang. Bahkan dalam satu minggu, sudah dapat melakukan aktivitas seperti biasa," ungkapnya.

Keunggulan lain dari metode robotik ini adalah menurunnya tingkat kesakitan yang biasanya dialami pasien pascaoperasi konvensional.

Dr. Dudy menyebutkan bahwa pasien yang menjalani operasi konvensional biasanya membutuhkan waktu 2-3 bulan untuk bisa kembali melakukan aktivitas berat. Namun, dengan teknologi robotik, pasien dapat kembali beraktivitas normal hanya dalam hitungan minggu.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memberikan apresiasi atas keberhasilan RSJPD Harapan Kita dalam menerapkan teknologi operasi jantung robotik ini.

Ia berharap teknologi ini bisa menjadi standar baru dalam tindakan bedah jantung di Indonesia, mengingat manfaatnya yang sangat signifikan bagi pasien. 

Pemerintah juga berencana untuk memperluas penggunaan teknologi ini di lebih banyak rumah sakit di seluruh Indonesia, terutama rumah sakit vertikal yang memiliki kapasitas untuk menangani kasus-kasus bedah jantung kompleks.

Selain itu, Menteri Kesehatan mengungkapkan bahwa biaya operasi jantung dengan teknologi robotik ini ternyata lebih murah dibandingkan metode konvensional.

Oleh karena itu, pemerintah sedang mempertimbangkan agar tindakan operasi jantung robotik ini bisa dimasukkan dalam layanan yang ditanggung oleh BPJS Kesehatan di masa mendatang, sehingga lebih banyak pasien dapat merasakan manfaatnya.

Sebagai rumah sakit yang menjadi pusat rujukan nasional untuk masalah jantung, RSJPD Harapan Kita diharapkan dapat terus mengembangkan teknologi kesehatan paling mutakhir.

Menteri Kesehatan menekankan pentingnya peran RSJPD Harapan Kita dalam memberikan pelatihan dan dukungan bagi rumah sakit di tingkat provinsi dan kabupaten/kota di seluruh Indonesia. 

Dengan melakukan pengampuan di 34 rumah sakit provinsi dan 514 rumah sakit di tingkat kabupaten/kota, diharapkan layanan kesehatan jantung di Indonesia semakin merata dan berkualitas.

"Dengan adanya teknologi seperti ini, kami ingin memastikan bahwa setiap pasien jantung di Indonesia, tidak peduli di mana mereka berada, bisa mendapatkan layanan medis terbaik," ujar Budi Gunadi Sadikin.

Baca Juga : Picu Kontroversi, Ini Alasan Dr. Muhammad Mohiuddin Lakukan Cangkok Jantung Babi Ke Tubuh Manusia