Pria AS Penerima Transplantasi Jantung Babi Meninggal Dunia

Kisah tragis transplantasi jantung babi kedua di AS, yang mengakhiri hidup pasien setelah 40 hari.

Pria AS Penerima Transplantasi Jantung Babi Meninggal Dunia
Pria AS Penerima Transplantasi Jantung Babi Meninggal Dunia. Gambar : Dok. The New York Times

BaperaNews - Pada bulan lalu, Amerika Serikat menyaksikan sejarah medis ketika Lawrence Faucette (58 tahun) menjadi orang kedua yang menerima transplantasi jantung babi hasil rekayasa genetika di Pusat Medis Universitas Maryland.

Faucette menerima transplantasi ini sebagai upaya terakhir untuk mengatasi gagal jantung stadium akhir yang dideritanya. Meskipun awalnya ada tanda-tanda pemulihan, Faucette mengalami penolakan organ yang akhirnya menyebabkan kematiannya pada Senin (30/10) waktu setempat.

Meskipun para dokter melaporkan kemajuan signifikan pada awalnya, dalam beberapa hari menjelang kematiannya, tubuh Faucette mulai menunjukkan tanda-tanda penolakan organ. Ini adalah salah satu tantangan terbesar dalam transplantasi organ, terutama ketika organ yang digunakan berasal dari hewan.

Transplantasi organ dari hewan ke manusia, yang disebut xenotransplantasi, telah menjadi fokus penelitian medis selama beberapa dekade.

Dalam kasus ini, Lawrence Faucette hidup dengan jantung babi selama 40 hari. Ini adalah kesempatan terakhir bagi Faucette untuk memperpanjang hidupnya, dan dia menjalaninya dengan harapan besar. Istri Faucette, Ann, mengungkapkan bahwa suaminya menyadari bahwa waktu yang dia miliki sangat terbatas dan bahwa menerima transplantasi jantung babi adalah peluang terakhirnya.

Baca Juga : Eksperimen Berhasil, Ginjal Babi Berfungsi di Tubuh Manusia

Selain itu, kondisi ini mengungkapkan risiko yang mungkin dihadapi oleh pasien yang menjalani xenotransplantasi. Meskipun penolakan organ adalah tantangan yang dihadapi sebagian besar pasien yang menerima transplantasi jantung manusia, risikonya mungkin lebih tinggi bagi mereka yang menerima organ dari hewan.

Dokter dan ilmuwan di Pusat Medis Universitas Maryland telah berkomitmen untuk melakukan analisis yang lebih mendalam untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat dicegah dalam xenotransplantasi di masa depan. Ini akan membantu mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang prosedur ini dan memungkinkan mereka untuk terus bergerak maju dalam bidang xenotransplantasi.

Transplantasi organ dari hewan ke manusia telah menjadi fokus penelitian, dan upaya dilakukan untuk mengatasi tantangan yang dihadapi. Meskipun organ babi yang digunakan dalam transplantasi ini dianggap "bebas virus," masih banyak yang perlu dipelajari untuk meminimalkan risiko penolakan organ.

Beberapa tim ilmiah telah melakukan uji coba ginjal dan jantung babi pada monyet dan tubuh manusia, dengan harapan hasil penelitian ini akan membantu Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) untuk mengizinkan studi xenotransplantasi formal.

Meski demikian, usaha transpalansi ini sudah berjalan dengan baik, meski hanya bertahan selama 40 hari.

Baca Juga : Viral Video Babi Sedang Main Comberan di Depan Rumah Warga