Kemenkes Temukan Remaja 15 Tahun di Indonesia Sudah Terkena Hipertensi

Hipertensi, dikenal sebagai 'The Silent Killer', kini mengancam remaja Indonesia. Faktor seperti pola makan tidak sehat dan gaya hidup yang kurang aktif menjadi penyebab utama. Simak selengkapnya di sini!

Kemenkes Temukan Remaja 15 Tahun di Indonesia Sudah Terkena Hipertensi
Kemenkes Temukan Remaja 15 Tahun di Indonesia Sudah Terkena Hipertensi. Gambar : Ilustrasi Canva

BaperaNews - Data dari Kementerian Kesehatan RI menyoroti fenomena yang mengkhawatirkan, hipertensi, atau darah tinggi, tidak lagi menjadi eksklusif bagi orang dewasa atau lansia. Remaja berumur 15 tahun pun terancam oleh kondisi ini, memperlihatkan eskalasi serius dalam masalah kesehatan masyarakat.

Hipertensi, dikenal sebagai 'The Silent Killer', menyusup tanpa gejala yang jelas, memberikan ancaman serius tanpa terdeteksi. Menurut definisi, hipertensi terjadi ketika tekanan darah sistolik seseorang mencapai atau melampaui 140 mmHg, atau tekanan darah diastoliknya mencapai atau melampaui 90 mmHg.

Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, yang dipaparkan oleh Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan RI, menyuguhkan fakta yang mengkhawatirkan.

Sekitar 29,2 persen penduduk berusia 15 tahun ke atas mengidap hipertensi. Bahkan, prevalensi hipertensi pada mereka yang berusia 18 tahun ke atas mencapai angka 30,8 persen.

Baca Juga: AstraZeneca Akui di Pengadilan, Vaksin Covid-19 Buatannya Sebabkan Efek Samping Serius

Dr. Fatchanuraliyah, MKM, menggarisbawahi perubahan gaya hidup sebagai pemicu utama peningkatan kasus hipertensi di usia muda. Pola makan yang tidak sehat, termasuk konsumsi gula dan garam yang berlebihan, serta gaya hidup yang kurang aktif menjadi faktor risiko utama.

"Dari tahun 2018 ke tahun 2023, ada peningkatan konsumsi makanan yang asin pada masyarakat Indonesia sekitar 0,5 persen," ungkapnya dalam konferensi pers di Jakarta Selatan, Jumat (17/5).

Menurutnya, gaya hidup modern yang cenderung mengandalkan layanan pesan antar makanan juga turut berperan. Kebiasaan memilih makanan siap saji melalui aplikasi pengiriman makanan menjadi tren yang meningkat, terutama selama masa pandemi COVID-19.

Selain itu, kurangnya konsumsi sayuran dan kurangnya aktivitas fisik memperburuk masalah ini. Kemenkes RI menekankan pentingnya kesadaran akan pentingnya pola makan yang sehat dan gaya hidup yang aktif, terutama di kalangan remaja.

Baca Juga: Indonesia Menjadi Negara Ke-2 Pengonsumsi Mie Instan Terbanyak di Dunia