Hati-Hati! Ini Hukum Menyusui Suami saat Puasa
Apa hukum menyusui suami saat puasa? Simak penjelasannya berikut ini.

BaperaNews - Dalam rumah tangga, kemesraan antara suami-istri sangat lumrah bahkan dianjurkan.
Namun, bagaimana hukumnya jika kemesraan ini, seperti menyusui suami, dilakukan saat sedang berpuasa?
Apakah itu membatalkan puasa atau tidak? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, simak ulasannya berikut ini sampai selesai agar kamu tak salah tafsir.
Dalam Islam, menyusui suami saat puasa pada dasarnya tidak membatalkan puasa selama tidak sampai berhubungan badan.
Baca Juga: Apa Hukum Pria Memakai Kalung Titanium dalam Islam?
Namun, ada risiko yang perlu diperhatikan si suami. Jika air liur suami bercampur dengan sesuatu yang berasal dari luar mulutnya, misalnya ASI atau air liur yang sudah terpisah dari sumbernya, lalu tertelan, maka puasanya bisa batal.
Dalam kitab-kitab fikih, disebutkan bahwa menelan sesuatu yang sudah keluar dari sumbernya dapat membatalkan puasa.
Hal ini dijelaskan oleh Al-Habib Hasan Bin Ahmad Al-Kaff dalam kitabnya:
:حكم ابتلاع الريق: لا يفطر لمشقة الاحتراز منه، بثلاثة شروط
أن يكون خالص، أي : صافي لا مختلطا بغيره، فلو ابتلع الريق بنحو صبغ أو بغيره بطل صومه. (1)
أن يكون طاهرا لا متنجسا. (۲)
وصل إلى حمرة شفته بطل صومه أن يكون من معدنه، فاللسان والفم كله معدن، فلو ابتلع الريق الذي (۳)
Artinya: Menelan air liur itu tidak membatalkan puasa, sebab sulit untuk menjaganya, dengan 3 catatan:
-
Air liurnya murni, yakni bersih, tidak bercampur dengan materi lainnya. Semisal ada seseorang yang puasa, namun ia menelan ludahnya yang bercampur dengan semir, maka batal puasanya.
-
Air liurnya harus suci, tidak najis (seperti darah gusi, jika ditelan bisa membatalkan puasa).
-
Air liurnya harus berasal dari sumbernya, seperti berasal dari lisan dan mulut. Maka jika ada orang yang menelan air ludah yang ada di bibir, maka puasanya batal. (Taqrirat al-Sadidah fi al-Masail al-Mufidah, 1/453)
Baca Juga: Apa Itu Nisfu Syaban? Ini Sejarah, Keutamaan, hingga Amalan yang Bisa Kamu Lakukan
Dari penjelasan ini, dapat disimpulkan bahwa jika menyusui suami menyebabkan adanya sesuatu yang masuk ke dalam perut, seperti ASI atau air liur yang sudah terpisah dari sumbernya, maka puasa bisa batal bagi si suami.
Oleh karena itu, sebaiknya tindakan ini dihindari oleh suami selama berpuasa agar tidak menimbulkan keraguan atau membatalkan ibadah puasa.
Referensi:
- Bincang Syariah. Hukum Menyusu Pada Istri Saat Puasa. Tautan: https://bincangsyariah.com/kolom/hukum-menyusu-pada-istri-saat-puasa