7 Gejala Tak Terlihat yang Menunjukkan Tubuh Kelebihan Gula
Ketahui 7 gejala tak terlihat yang menunjukkan tubuh kelebihan gula, mulai dari mood tak stabil hingga masalah kulit, yang bisa memicu diabetes.
BaperaNews - Kasus diabetes di Indonesia menunjukkan peningkatan signifikan, termasuk pada anak-anak. Laporan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat kenaikan hingga 70 kali lipat dalam satu dekade terakhir.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan RI melaporkan prevalensi diabetes melitus pada usia di bawah 15 tahun naik dari 10,9 persen (Riskesdas 2019) menjadi 11,7 persen (Survei Kesehatan Indonesia 2023).
Peningkatan ini menyoroti pentingnya mengenali tanda-tanda tubuh yang mengindikasikan konsumsi gula berlebih.
Pakar kesehatan mengungkapkan sejumlah gejala yang sering tidak disadari oleh masyarakat saat tubuh mengalami overdosis gula. Berikut adalah tanda-tandanya:
1. Mudah Lapar dan Kenaikan Berat Badan
Konsumsi gula tambahan sering kali menyebabkan rasa lapar berlebih, meskipun tubuh telah mendapatkan banyak kalori.
Makanan tinggi gula cenderung tidak mengandung protein, serat, atau lemak sehat, sehingga tidak memberikan rasa kenyang yang tahan lama. Ini dapat memicu kebiasaan ngemil tanpa disadari.
Studi juga menunjukkan bahwa konsumsi minuman manis meningkatkan risiko kenaikan berat badan, baik pada anak-anak maupun orang dewasa.
Selain itu, gula dapat merusak hormon pengatur rasa lapar, seperti leptin, yang memperburuk nafsu makan.
2. Mood Tidak Stabil dan Gampang Tersinggung
Gejala lain dari kelebihan gula adalah perubahan suasana hati yang ekstrem. Penelitian menunjukkan bahwa gula tambahan dapat memicu peradangan dalam tubuh, yang pada akhirnya memperburuk gejala stres dan depresi.
Ketika tubuh memproses gula secara berlebihan, kadar glukosa dalam darah turun drastis, membuat otak kekurangan energi. Hal ini menyebabkan perasaan lelah, mudah tersinggung, hingga gejala cemas.
Baca Juga : Kemenkes Sebut 3,3 Persen Calon Dokter Spesialis Depresi hingga Ingin Bunuh Diri
3. Kelelahan Tanpa Sebab Jelas
Konsumsi gula memang memberikan energi cepat, tetapi efeknya tidak bertahan lama. Setelah lonjakan energi, tubuh akan mengalami penurunan tajam yang menyebabkan rasa lelah. Proses ini dikenal sebagai sugar crash.
Menurut para ahli, pola konsumsi gula tinggi juga berdampak pada kestabilan insulin, sehingga tubuh kehilangan kemampuan mempertahankan energi sepanjang hari.
4. Penurunan Sensitivitas terhadap Rasa Manis
Orang yang terbiasa mengonsumsi gula berlebih cenderung merasa makanan tidak cukup manis. Mereka juga sering kali menambahkan gula ekstra pada makanan untuk mencapai rasa yang diinginkan.
Hal ini terjadi karena otak sudah terbiasa dengan kadar kemanisan tinggi, sehingga sulit merasa puas dengan makanan rendah gula. Proses ini memengaruhi pola makan secara keseluruhan, terutama dalam memilih makanan sehat.
5. Risiko Tekanan Darah Tinggi
Tingginya kadar gula dalam makanan juga dikaitkan dengan hipertensi atau tekanan darah tinggi. Penelitian menunjukkan bahwa gula dapat merusak lapisan pembuluh darah, membuat lipid seperti kolesterol lebih mudah menempel.
Kondisi ini menyebabkan pengerasan pembuluh darah, sehingga tekanan darah meningkat. Oleh karena itu, konsumsi gula tambahan yang berlebihan dapat menjadi salah satu faktor utama pemicu hipertensi.
6. Jerawat dan Masalah Kulit
Peningkatan konsumsi gula turut memengaruhi kesehatan kulit, seperti jerawat dan kerutan. Gula yang tinggi dapat memengaruhi kontrol glikemik tubuh, yaitu kemampuan tubuh menjaga kadar gula darah tetap stabil.
Menurut penelitian, resistensi insulin yang sering terjadi akibat konsumsi gula berlebih, berkaitan dengan risiko jerawat. Hal ini juga dapat memengaruhi elastisitas kulit, mempercepat munculnya kerutan.
7. Nyeri Sendi akibat Peradangan
Peradangan yang disebabkan oleh gula tambahan dalam tubuh tidak hanya berdampak pada organ dalam, tetapi juga sendi.
Nyeri sendi tanpa sebab yang jelas bisa menjadi tanda tubuh mengalami peradangan sistemik akibat konsumsi gula berlebihan.
Baca Juga : Kemenkes Temukan Remaja 15 Tahun di Indonesia Sudah Terkena Hipertensi