Tak Dibelikan PS, Anak Tega Bunuh Ayah di Sleman
Pemuda berinisial FPN (22) dari Ngaglik, Sleman, ditangkap setelah membunuh ayahnya karena kekecewaan tidak dipenuhi permintaan.
BaperaNews - Seorang pemuda berinisial FPN (22), warga Ngaglik, Sleman, Yogyakarta, ditangkap polisi setelah tega membunuh ayahnya, S (66), pada Senin malam (22/7). Tindakan keji tersebut didorong oleh kekecewaan dan amarah FPN karena sang ayah tidak memenuhi keinginannya, termasuk permintaan untuk dibelikan PlayStation (PS).
Kasat Reskrim Polresta Sleman, AKP Riski Adrian, menjelaskan bahwa motif pembunuhan ini berawal dari ketidakpuasan FPN terhadap sang ayah yang tidak memenuhi berbagai permintaannya.
“Kalau motifnya itu kita tanya para saksi, ya si pelaku juga mengakui memang emosi. Jadi pelaku ini ada memiliki beberapa keinginan yang disampaikan ke orang tuanya namun orang tuanya tidak memenuhi intinya,” ujar Riski Adrian di Sleman pada Selasa (23/7).
Menurut Adrian, permintaan FPN kepada ayahnya sangat beragam, mulai dari kebutuhan sehari-hari hingga keinginan untuk bekerja dan memiliki PlayStation. Namun, sang ayah menolak semua permintaan tersebut, yang kemudian memicu kemarahan FPN.
“Ya banyak. Baik itu kebutuhan sehari-hari, keinginan dia, gitu-gitu. Ya berubah-ubah, ada dia bilang pengin kerja, ada yang pengin PS. Dia minta kerja ke bapaknya tapi bapaknya bilang udah nggak usah, tidak aja, di rumah, gitu-gitu,” jelas Adrian.
Peristiwa anak bunuh ayah ini terjadi di rumah mereka di Ngaglik. Setelah mendapat laporan dari warga sekitar, polisi segera menuju tempat kejadian perkara (TKP) dan menemukan S sudah tidak bernyawa. FPN kemudian ditangkap di lokasi tanpa perlawanan.
Baca Juga: Pria di Bekasi Dibunuh Istri, Anak Perempuan, dan Pacar Anaknya Gegara Ekonomi dan Sakit Hati
Saat diinterogasi, FPN memberikan keterangan yang berubah-ubah mengenai permintaannya kepada sang ayah. Kadang ia mengaku meminta pekerjaan, dan di lain waktu ia mengatakan ingin memiliki PlayStation. Polisi masih mendalami lebih lanjut motif dan kronologi lengkap kejadian ini.
Dalam kasus ini, polisi juga memeriksa beberapa saksi yang mengenal FPN dan ayahnya. Dari keterangan saksi, diketahui bahwa FPN tinggal berdua dengan ayahnya setelah sang ibu meninggal beberapa tahun lalu. FPN dikenal sebagai sosok yang pendiam, namun sering mengungkapkan keinginannya kepada sang ayah.
AKP Riski Adrian menambahkan bahwa kasus ini sangat memprihatinkan karena melibatkan kekerasan dalam keluarga.
“Ini kasus yang sangat tragis dan menyedihkan. Anak membunuh ayah kandungnya hanya karena masalah keinginan yang tidak dipenuhi,” kata Adrian.
Polisi juga akan melakukan pemeriksaan psikologis terhadap FPN untuk mengetahui kondisi kejiwaannya. Selain itu, barang bukti yang ditemukan di TKP juga sedang dianalisis untuk memperkuat dakwaan terhadap tersangka.
Baca Juga: Jembatan Barelang Batam Dirukiah karena Sering Jadi Lokasi Bunuh Diri