Pria di Bekasi Dibunuh Istri, Anak Perempuan, dan Pacar Anaknya Gegara Ekonomi dan Sakit Hati
Pembunuhan Asep Saepudin oleh istri dan anaknya di Bekasi disebabkan oleh masalah utang dan tidak memberikan restu.
BaperaNews - Asep Saepudin, seorang pria di Kampung Serang, Taman Rahayu, Bekasi, tewas dibunuh oleh istri, anak perempuan, dan pacar anaknya pada 27 Juni 2024. Pembunuhan ini dilakukan karena masalah ekonomi dan sakit hati. Kasus tersebut dirilis oleh Polres Metro Bekasi pada Senin (22/7), dengan ketiga tersangka dihadirkan di lokasi.
Kapolres Metro Bekasi, Kombes Pol Twedi Aditya Bennyahdi, menjelaskan bahwa awalnya Asep dilaporkan meninggal karena sakit oleh para tersangka pada 27 Juni 2024. Namun, keluarga Asep merasa curiga karena banyak luka lebam di tubuhnya.
"Dilaporkan korban meninggal dunia, meninggal karena sakit, namun berdasarkan beberapa keterangan ada kecurigaan. Dari Polsek Setu, kemudian dilakukanlah penyelidikan ulang dan akhirnya ditemukanlah kasus ini," kata Twedi dalam jumpa pers, Senin (22/7).
Hasil penyelidikan mengarah pada tiga tersangka, yaitu istri Asep yang berinisial J, anak pertama perempuan Asep berinisial SNA, dan pacar SNA, HP. Ketiga pelaku merencanakan pembunuhan ini sebanyak empat kali sebelum akhirnya berhasil membunuh Asep pada 27 Juni 2024.
Aksi pembunuhan ini bukan hanya direncanakan sekali. Dua minggu sebelum kematian korban, para pelaku mencampur sabun ke dalam susu soda dan minuman Asep, namun aksi ini gagal.
Pada 24 Juni 2024 pukul 17.00 WIB, para pelaku kembali mencoba dengan membuat racikan minuman yang dicampur sabun cair, tetapi gagal lagi. Saat itu, HP memberikan ide agar Asep langsung dieksekusi saja, tidak usah diberi minuman beracun. SNA dan J menyetujui ide tersebut.
Baca Juga: Suami Tega Bunuh Istri yang Lagi Hamil 8 Bulan di Solok
Pada 25 Juni 2024 pukul 18.00 WIB, rencana pembunuhan yang sudah direncanakan ditunda karena Asep belum pulang dari berdagang. Akhirnya, pada 27 Juni 2024 pukul 03.30 WIB, ketiga pelaku melancarkan aksinya dengan cara menganiaya Asep hingga tewas.
"Pelaku melakukan pencekikan ke korban kemudian melakukan pemukulan kepada korban menggunakan helm," jelas Twedi.
Akibat dicekik dan dipukul oleh para pelaku, korban dinyatakan meninggal dunia.
Motif pembunuhan ini adalah utang dan tidak memberi restu. Berdasarkan pengakuan J, dia sakit hati terhadap suaminya karena punya banyak utang dan tidak mau melunasi.
"Keterangan istri korban, ada beberapa utang ke teman-temannya, korban tidak bersedia untuk melunasi. Dikasih nafkah juga menurut dia (pelaku) tidak cukup," ujar Twedi.
Selain itu, SNA, anak pertama korban, juga tidak kunjung diberi restu untuk menikah dengan HP.
"Anaknya sudah pacaran bertahun-tahun tapi tak kunjung dikasih restu untuk menikah oleh korban. Kalau pacar anak korban tadi karena ada utang," terangnya.
Setelah Asep dinyatakan tewas, ketiga pelaku mengambil ponsel korban dan menggunakan akun pinjaman online milik korban untuk berutang.
"Transaksi pinjaman online sebesar Rp13 juta, habis itu melakukan pinjol lagi di EasyCash sebesar Rp43 juta. Ini ditransfer ke rekening milik pelaku berinisial SNA, kemudian ke rekening HP," kata Twedi.
Baca Juga: Jembatan Barelang Batam Dirukiah karena Sering Jadi Lokasi Bunuh Diri