Survei Terbaru Pilpres AS, Kamala Harris Ungguli Trump

Kamala Harris unggul dua poin atas Donald Trump dalam jajak pendapat terbaru Reuters/Ipsos.

Survei Terbaru Pilpres AS, Kamala Harris Ungguli Trump
Survei Terbaru Pilpres AS, Kamala Harris Ungguli Trump. Gambar: Steve Marcus/Las Vegas Sun/AP

BaperaNews - Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris, yang kini menjadi kandidat utama dari Partai Demokrat, unggul atas mantan Presiden Donald Trump dalam jajak pendapat terbaru untuk pilpres November mendatang.

Survei yang dilakukan oleh Reuters/Ipsos menunjukkan Harris memperoleh 44 persen suara pemilih terdaftar, sementara Trump mendapat 42 persen.

Jajak pendapat ini digelar pada Senin (22/7) dan Selasa (23/7) waktu setempat, tepat setelah Presiden Joe Biden mengumumkan mundur dari pencapresan pada Minggu (21/7) dan menyatakan dukungannya kepada Harris sebagai capres Partai Demokrat. Jajak pendapat tersebut memiliki margin of error sebesar tiga persen.

Survei terbaru ini menunjukkan pergeseran dukungan dari polling sebelumnya. Sebelum Biden mundur, jajak pendapat menunjukkan Trump unggul dua poin atas Biden. Namun, dalam jajak pendapat terbaru, Harris unggul dua poin atas Trump.

Sebelumnya, pada 15-16 Juli lalu, Harris dan Trump sama-sama memperoleh 44 persen suara. Lebih jauh lagi, pada 1-2 Juli, Trump unggul satu poin atas Harris.

Meskipun Harris unggul dalam survei Reuters/Ipsos, jajak pendapat lain menunjukkan hasil yang berbeda. Dalam survei yang digelar oleh PBS News/NPR/Marist pada Senin (22/7), Trump unggul tipis atas Harris dengan 46 persen suara melawan 45 persen.

Baca Juga: Joe Biden Mundur dari Pencalonan Pilpres AS, Kamala Harris Didukung untuk Menggantikannya

Ketika kandidat pihak ketiga atau independen diikutsertakan, Harris dan Trump memperoleh suara yang sama sebesar 42 persen, sementara kandidat ketiga tertinggal jauh.

Meskipun jajak pendapat berskala nasional memberikan gambaran umum mengenai dukungan pemilih, negara bagian kompetitif biasanya menjadi penentu dalam sistem Electoral College AS. Hasil jajak pendapat nasional sering kali tidak sepenuhnya mencerminkan hasil akhir pilpres AS.

Tim kampanye Trump meremehkan hasil jajak pendapat terbaru yang menunjukkan peningkatan dukungan terhadap Harris. Tony Fabrizio, pakar jajak pendapat untuk tim kampanye Trump, menyatakan bahwa lonjakan popularitas Harris kemungkinan disebabkan oleh liputan media yang luas soal pencalonan dirinya.

"Lonjakan itu kemungkinan akan mulai terlihat dalam beberapa hari ke depan dan akan berlangsung selama beberapa waktu," sebut Fabrizio dalam memo yang diedarkan kepada wartawan.

Menurut jajak pendapat Reuters/Ipsos, 56 persen pemilih terdaftar setuju dengan pernyataan bahwa Harris tajam secara mental dan mampu menghadapi tantangan, dibandingkan dengan hanya 49 persen pemilih yang menyatakan hal yang sama untuk Trump.

Hal ini menunjukkan bahwa Harris memiliki keunggulan dalam hal persepsi publik terkait kemampuan mental dan kepemimpinannya.

Baca Juga: Joe Biden Mundur di Pilpres AS, Israel: Dukungan Setia Anda Berharga