Fahd A Rafiq Dorong Pengembangan Sekolah Kedinasan, Tinggalkan Budaya Kekerasan

Fahd A Rafiq, Ketua Umum DPP BAPERA, menyoroti pentingnya pengembangan sekolah kedinasan yang modern dan progresif di Indonesia.

Fahd A Rafiq Dorong Pengembangan Sekolah Kedinasan, Tinggalkan Budaya Kekerasan
Fahd A Rafiq Dorong Pengembangan Sekolah Kedinasan, Tinggalkan Budaya Kekerasan. Gambar: Dok. Istimewa

BaperaNews - Fahd A Rafiq, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Barisan Pemuda Nusantara (BAPERA), telah mengemukakan pentingnya pengembangan sekolah kedinasan yang modern dan progresif di Indonesia.

Dalam upayanya ini, ia menekankan bahwa sekolah-sekolah tersebut harus meninggalkan budaya kekerasan yang masih sering terjadi dalam lingkungan pendidikan kedinasan.

Menurut Fahd A Rafiq, pendidikan adalah fondasi utama dalam membentuk karakter dan kompetensi pemuda yang akan memimpin bangsa di masa depan.

"Sekolah kedinasan memiliki peran strategis dalam mencetak pemimpin masa depan yang berintegritas dan profesional. Oleh karena itu, sangat penting untuk memastikan bahwa lingkungan pendidikan di sekolah-sekolah ini bebas dari kekerasan dan mendukung perkembangan holistik para siswa," ujarnya.

Fahd A Rafiq menyoroti bahwa budaya kekerasan yang sering terjadi di sekolah-sekolah kedinasan tidak hanya berdampak negatif pada mental dan fisik siswa, tetapi juga merusak citra institusi pendidikan itu sendiri.

"Kekerasan bukanlah metode pendidikan yang efektif. Sebaliknya, itu hanya akan menciptakan trauma dan ketidakpercayaan di antara siswa. Kita harus bergerak menuju pendekatan yang lebih manusiawi dan konstruktif dalam mendidik calon pemimpin bangsa," tegasnya.

Sebagai Ketua Umum DPP BAPERA, Fahd A Rafiq berkomitmen untuk mendorong reformasi dalam sistem pendidikan kedinasan. Ia mengusulkan adanya program pelatihan bagi para pengajar dan instruktur untuk memahami metode pendidikan yang lebih baik dan non-kekerasan.

Selain itu, ia juga mengusulkan peningkatan fasilitas dan kurikulum yang dapat mendukung pengembangan kompetensi siswa secara komprehensif.

"Pendidikan harus menjadi pengalaman yang positif dan memberdayakan bagi setiap siswa. Kita harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, inklusif, dan berorientasi pada pengembangan karakter," kata Fahd A Rafiq. Ia berharap pemerintah, lembaga pendidikan, dan seluruh pemangku kepentingan dapat bersinergi dalam mewujudkan visi ini.

Fahd A Rafiq percaya bahwa dengan upaya yang konsisten dan dukungan dari berbagai pihak, sekolah kedinasan di Indonesia dapat menjadi pusat pendidikan yang unggul dan bebas dari kekerasan. Ini adalah langkah penting untuk memastikan bahwa generasi muda Indonesia siap menghadapi tantangan global dan berkontribusi secara positif bagi kemajuan bangsa.