Gadis Bunuh Ibu Muda di Sampang, Diduga Gegara Kisah Asmara

Seorang gadis di Madura, Fitria, nekat membunuh Siti Maemunah dengan celurit karena alasan asmara. Baca kronologinya di sini!

Gadis Bunuh Ibu Muda di Sampang, Diduga Gegara Kisah Asmara
Gadis Bunuh Ibu Muda di Sampang, Diduga Gegara Kisah Asmara. Gambar : Kolase Tribun Bogor/Tribun Madura

BaperaNews - Seorang gadis Madura bernama Fitria (23), nekat membunuh seorang ibu muda bernama Siti Maemunah (30) dengan menggunakan celurit. Peristiwa ini terjadi di Dusun Lorpolor, Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang, Madura.

Fitria, yang kini sudah diamankan oleh pihak kepolisian disebut-sebut membunuh korban dengan sabetan celurit berukuran 60 centimeter. Korban mengalami luka parah dan meninggal dunia setelah tiba di Puskesmas Omben karena kehabisan darah, akibat urat nadi di pergelangan tangan kiri yang putus.

Kasat Reskrim Polres Sampang, AKP Sigit Nursiyo Dwiyugo, menyampaikan bahwa polisi berhasil mengungkap kasus ini setelah Fitria sempat mencuci celurit berdarah yang digunakan untuk membunuh. Kejadian ibu muda dibunuh ini terjadi pada tanggal Selasa, (9/1), usai azan subuh, namun baru diketahui oleh polisi pada Senin (15/1).

Fitria, yang saat ini dijerat dengan Pasal 340 KUHP, menghadapi ancaman hukuman maksimal penjara seumur hidup atau selama-lamanya 20 tahun penjara. Motif pembunuhan ibu muda ini diduga berasal dari hubungan asmara terlarang antara pelaku dan suami korban, yang sudah berlangsung selama dua tahun.

Baca Juga: Pegawai Toyota yang Dikira Tewas Dibegal Ternyata Dibunuh Istrinya Sendiri

Hubungan gelap antara Fitria dan suami korban, berinisial B, diketahui tidak pernah diketahui oleh Siti Maemunah. Namun, perselingkuhan tersebut menjadi terungkap ketika suami korban memutuskan untuk pindah ke Surabaya. Fitria yang merasa iri dan sakit hati karena akan ditinggal oleh selingkuhannya, nekat membunuh korban.

"Sakit hati karena akan ditinggal suami korban (selingkuhan) pindahan ke Surabaya sehingga nekat membunuh korban," kata Kasat Reskrim Polres Sampang, AKP Sigit Nursiyo.

Pihak kepolisian menyatakan bahwa Fitria telah menyusun rencana sejak suami korban berangkat ke Surabaya, kurang lebih 2 hari sebelum kejadian. Pelaku menggunakan celurit milik kakaknya untuk melancarkan aksinya. Meskipun sempat berakting seolah tak terlibat, Fitria akhirnya diidentifikasi sebagai pelaku pembunuhan.

Polisi menegaskan bahwa Fitria tidak memiliki gangguan mental atau psikis, dan kondisinya saat ini sehat. Meskipun sempat hadir dalam pemakaman korban, tindakan tersebut hanya untuk menutupi dari kekejaman perbuatannya.

Baca Juga: Tega! Ibu Bunuh Anak Kandung di Sumsel