Korban Banjir Bandang di Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Hilang, 37 Luka-luka

Kepala BNPB, menyampaikan bahwa selain korban meninggal dunia akibat banjir di Sumbar ini, terdapat juga 27 orang yang masih hilang dan 37 orang lainnya mengalami luka-luka. Baca selengkapnya di sini!

Korban Banjir Bandang di Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Hilang, 37 Luka-luka
Korban Banjir Bandang di Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Hilang, 37 Luka-luka. Gambar: Dok.BPBD Kabupaten Agam

BaperaNews - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat bahwa jumlah korban meninggal dunia terdampak banjir lahar dingin dan longsor di enam kabupaten dan kota di Sumatra Barat (Sumbar) terus bertambah. Hingga saat ini, telah tercatat sebanyak 50 orang meninggal dunia akibat bencana tersebut.

Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, menyampaikan bahwa selain korban meninggal dunia, terdapat juga 27 orang yang masih hilang dan 37 orang lainnya mengalami luka-luka.

Selain itu, sebanyak 3.396 jiwa telah mengungsi sebagai dampak dari bencana ini. Rincian korban meninggal dunia meliputi Kota Padang Panjang (2 orang), Kabupaten Agam (20 orang), Kabupaten Tanah Datar (19 orang), Kota Padang (1 orang), serta Kabupaten Padang Pariaman (8 orang).

Suharyanto menekankan pentingnya upaya pencarian dan pertolongan bagi korban jiwa yang terdampak banjir lahar dingin dan longsor di Sumbar. Basarnas memiliki waktu kritis atau golden time selama 6x24 jam untuk mencari korban banjir bandang yang masih hilang. BNPB terus mendorong upaya pencarian tersebut dengan menggunakan alat berat secepat mungkin.

Pada Rapat Koordinasi Penanganan Darurat Bencana Banjir Lahar Dingin dan Longsor, Suharyanto menyampaikan langkah-langkah penanganan darurat yang telah dilakukan, antara lain pemulihan akses jalan darat dari daerah terdampak, pembersihan material longsor, evakuasi korban, dan koordinasi dengan instansi terkait.

Baca Juga: Banjir Bandang di Brasil, 39 Orang Tewas dan 65 Lainnya Hilang

Pemerintah juga berupaya memenuhi kebutuhan dasar bagi masyarakat yang terdampak. Bantuan diberikan kepada korban dalam bentuk dana maupun barang kebutuhan sehari-hari. Bantuan ini akan dievaluasi terus-menerus sesuai dengan perkembangan situasi.

Meskipun masih terdapat tempat dan jalur yang tertutup dan terisolasi, upaya pengiriman bantuan logistik dan evakuasi warga terus dilakukan. Pengiriman dilakukan melalui jalur udara maupun darat, termasuk menggunakan jembatan darurat.

Selain itu, BNPB menyalurkan bantuan awal dana operasional berupa Dana Siap Pakai (DSP) kepada pemerintah daerah terdampak dengan total Rp3,2 miliar. Bantuan logistik seperti tenda pengungsian, sembako, alat kebersihan, dan perlengkapan lainnya juga diserahkan kepada masyarakat terdampak.

Pada kunjungan kerja hari kedua, Kepala BNPB direncanakan akan melakukan tinjauan udara guna melihat dampak kerusakan akibat banjir bandang dan tanah longsor.

Tinjauan tersebut akan dilakukan di sejumlah titik di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar. Upaya ini dilakukan sebagai langkah untuk memberikan bantuan dan pertolongan yang lebih efektif bagi korban bencana di Sumbar.

Baca Juga: Asyik Liburan, Atta Halilintar Alami Banjir di Dubai