Pelajar di Jaktim Rela Beli Celurit dari Uang Orang Tua untuk Tawuran

Puluhan remaja di Jakarta Timur mengurunan uang untuk membeli celurit dan senjata tajam lainnya. Simak selengkapnya di sini!

Pelajar di Jaktim Rela Beli Celurit dari Uang Orang Tua untuk Tawuran
Pelajar di Jaktim Rela Beli Celurit dari Uang Orang Tua untuk Tawuran. Gambar : KOMPAS.com/BAHARUDIN AL FARISI

BaperaNews - Puluhan remaja di Jakarta Timur terlibat dalam kegiatan yang meresahkan, di mana mereka urunan uang untuk membeli sejumlah celurit. Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Pol Nicolas Ary Lilipaly, mengungkapkan bahwa remaja-remaja ini menggelar urunan dari uang yang diberikan oleh orang tua mereka untuk membeli senjata tajam tersebut. 

Dalam jumpa pers di Polres Jakarta Timur, Kombes Pol Nicolas Ary Lilipaly memamerkan sejumlah celurit yang berhasil disita sebagai barang bukti. Menurutnya, harga celurit-celurit tersebut bervariasi, tergantung pada ukuran dan panjangnya.

"Ada yang Rp500.000, ada yang Rp700.000, ada yang Rp300.000," kata Lilipaly. Ia menekankan bahwa remaja-remaja ini secara sadar mengalokasikan uang untuk membeli alat perang sebelum terlibat dalam tawuran. Celurit yang mereka beli diakui oleh Lilipaly sangat tajam dan dapat menjadi senjata mematikan.

Selain celurit, polisi juga berhasil menyita sejumlah senjata tajam lainnya seperti golok atau parang, stik golf, bom molotov, serta bahan-bahan berbahaya seperti air keras. Polisi berkomitmen untuk menyelidiki dan menindak tegas pihak-pihak yang terlibat dalam pembuatan atau penjualan senjata tajam tersebut. 

Baca Juga: Pelajar SMP Tewas Gegara Tawuran Remaja di Surabaya

"Inilah, Polres Metro Jakarta Timur sedang berusaha untuk mengungkap para pelaku yang menjual air keras dan sebagainya," ujar Lilipaly. Upaya polres dalam menangani pelajar beli celurit ini dilakukan untuk meminimalisir peredaran senjata tajam dan bahan berbahaya di kalangan remaja, yang dapat mengancam keamanan dan ketertiban masyarakat.

Sebelum penangkapan puluhan remaja ini, Polres Metro Jakarta Timur mendapatkan informasi dari kecurigaan terhadap aktivitas salah satu pelaku. Pelaku merekam kegiatan apel malam anggota Polres Metro Jaktim pada Sabtu (3/2) malam.

Polisi yang mencurigai aksi perekaman tersebut segera melakukan pengecekan isi ponsel pelaku. Hasilnya, ditemukan pesan dalam sebuah grup.

"kita jangan bergerak dulu, angin lagi kencang," tulis salah seorang pelajar dalam grup tersebut.

Pesan ini ternyata menggunakan kode "angin" sebagai sinyal yang sering digunakan oleh para pelaku tawuran untuk memberi peringatan kepada rekan-rekan mereka, terutama jika polisi sedang memantau.

Baca Juga: Tawuran Remaja di Jati Pulo Pecah, Ini Penyebabnya!