Meksiko Makan Korban Jiwa hingga 48 Orang Akibat Suhu Panas Tinggi

Suhu ekstrem di Meksiko dan Amerika Tengah mengancam kesehatan dan ekonomi. Baca selengkapnya di sini!

Meksiko Makan Korban Jiwa hingga 48 Orang Akibat Suhu Panas Tinggi
Meksiko Makan Korban Jiwa hingga 48 Orang Akibat Suhu Panas Tinggi. Gambar: Ilustrasi Canva

BaperaNews - Panas ekstrem yang melanda sebagian besar wilayah Meksiko telah menewaskan puluhan orang dalam beberapa pekan terakhir. Kementerian Kesehatan Meksiko melaporkan bahwa suhu yang lebih panas diperkirakan akan terjadi dalam beberapa hari mendatang.

Fenomena cuaca yang dikenal sebagai 'kubah panas' telah memerangkap udara panas di bagian selatan Teluk Meksiko dan bagian utara Amerika Tengah, menyebabkan suhu melonjak hingga 45 derajat Celcius (113 derajat Fahrenheit) di beberapa daerah.

Antara 12 Mei dan 21 Mei, pihak berwenang mencatat 22 kematian terkait panas, menambah total korban jiwa menjadi 48 orang sejak 17 Maret. Sebagai perbandingan, pada periode yang sama tahun 2022 dan 2023, gelombang panas hanya mengakibatkan dua hingga tiga kematian.

Gelombang panas Meksiko ini merupakan yang ketiga dari lima gelombang panas yang diperkirakan akan terjadi antara Maret hingga Juli.

Selain menimbulkan korban jiwa, suhu panas ekstrem di Meksiko juga menyebabkan kekeringan di beberapa wilayah. Kekeringan ini membebani jaringan listrik dan berdampak pada satwa liar.

Salah satu dampak yang signifikan adalah kematian 130 monyet howler akibat dugaan dehidrasi. Kekurangan air juga memicu protes di beberapa daerah ketika persediaan air menipis akibat curah hujan yang berada di bawah rata-rata.

Universitas Otonomi Nasional Meksiko memperkirakan bahwa suhu akan terus meningkat dalam 10-15 hari ke depan. Fenomena meteorologi yang sama juga menyebabkan panas ekstrem di beberapa wilayah Amerika Tengah dan Amerika Serikat bagian selatan, termasuk Texas dan Florida.

Negara-negara lain yang terdampak meliputi Guatemala, Belize, El Salvador, Honduras, Republik Dominika, dan Haiti.

Baca Juga: Kasus Ledakan COVID-19 Terjadi Lagi di Singapura, Kemenkes RI Beri Imbauan

Ahli meteorologi menjelaskan bahwa 'kubah panas' adalah fenomena di mana tekanan tinggi atmosferik memerangkap udara panas di wilayah tertentu, menyebabkan suhu terus meningkat. Kondisi ini diperburuk oleh perubahan iklim global yang meningkatkan frekuensi dan intensitas gelombang panas.

Pihak berwenang di Meksiko telah mengambil berbagai langkah untuk mengatasi dampak gelombang panas ini. Mereka meningkatkan pengawasan dan respons kesehatan masyarakat untuk mengurangi jumlah korban jiwa. Selain itu, pemerintah juga berupaya memastikan ketersediaan air bersih dan listrik yang memadai untuk masyarakat.

Panas ekstrem tidak hanya membahayakan kesehatan manusia, tetapi juga memengaruhi ekosistem dan ekonomi lokal. Pertanian dan peternakan, yang sangat bergantung pada curah hujan yang stabil, mengalami kerugian besar. Banyak petani melaporkan gagal panen dan kematian ternak akibat kekeringan yang berkepanjangan.

Sementara itu, sektor energi juga menghadapi tantangan besar. Permintaan listrik meningkat drastis karena penggunaan pendingin udara yang tinggi, sementara kapasitas pembangkit listrik berkurang akibat kekurangan air untuk pendinginan turbin. Hal ini menyebabkan pemadaman listrik bergilir di beberapa wilayah.

Para ahli kesehatan mendesak masyarakat untuk tetap waspada dan mengambil langkah-langkah perlindungan diri, seperti menghindari aktivitas di luar ruangan selama puncak panas, menjaga hidrasi, dan mengenakan pakaian ringan.

Mereka juga menekankan pentingnya perhatian khusus terhadap kelompok rentan, seperti anak-anak, lansia, dan mereka yang memiliki kondisi kesehatan kronis.

Baca Juga: Akui Negara Palestina, Israel Tarik Dubesnya dari Irlandia-Norwegia