Ibu Hamil Naik Ambulans Laut Ditagih Bayar BBM Rp4,5 Juta di Pangkep

Seorang ibu hamil di Pangkep, Sulawesi Selatan, dibebani biaya BBM Rp4,5 juta untuk menggunakan ambulans laut saat hendak melahirkan.

Ibu Hamil Naik Ambulans Laut Ditagih Bayar BBM Rp4,5 Juta di Pangkep
Ibu Hamil Naik Ambulans Laut Ditagih Bayar BBM Rp4,5 Juta di Pangkep. Gambar : Dok. Detik

BaperaNews - Seorang ibu hamil bernama Naimah (31) di Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan, dibebani biaya pembelian bahan bakar minyak (BBM) sebesar Rp4,5 juta untuk menggunakan ambulans laut milik Pemkab Pangkep.

Kejadian ini terjadi saat Naimah hendak dirujuk ke rumah sakit untuk melahirkan. Suaminya, Ruslan (35), terpaksa meminjam uang untuk membayar biaya tersebut.

Naimah awalnya dirawat di Puskesmas Pulau Sailus, Kecamatan Liukang Tangaya, Pangkep. Namun, karena kondisinya yang hendak melahirkan, ia harus dirujuk ke Rumah Sakit H L Manambai Abdul Kadir di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Senin (22/7).

Menurut kerabat Naimah, Askar Purwanto, RS di Sumbawa lebih dekat dibandingkan harus ke Pangkep atau Makassar yang membutuhkan waktu perjalanan semalam dengan kapal.

Jarak tempuh dari Pangkep ke Sumbawa via perjalanan laut memakan waktu sekitar 8 jam. Puskesmas Sailus meminta keluarga pasien untuk menanggung biaya BBM guna menggunakan ambulans laut.

"Waktu berangkat dari Pulau Sailus ke Sumbawa dibebankan 150 liter yang harganya Rp15 ribu per liter. Begitu juga waktu ambulans mau kembali ke Sailus, mau lagi 150 liter. Jadi totalnya 300 liter," jelas Askar.

Dengan biaya BBM tersebut, total biaya yang harus ditanggung pasien mencapai Rp4,5 juta untuk perjalanan pulang-pergi.

Baca Juga: Ibu-ibu di Samarinda Keluhkan Beli LKS sampai Rp1,5 Juta hingga Tuntut Pendidikan Gratis

Suami Naimah yang bekerja sebagai nelayan terpaksa mencari pinjaman uang ke warga lain karena puskesmas tidak memiliki anggaran untuk BBM ambulans.

Naimah akhirnya melahirkan dan bayinya dalam kondisi sehat. Kini, Naimah dan keluarganya menunggu jadwal kapal perintis yang akan memulangkan mereka ke Pangkep.

"Besar harapan kami pemerintah di tingkat kabupaten bisa memperhatikan hal seperti ini agar tidak ada lagi warga yang dibebani membeli BBM ambulans ketika hendak dirujuk," tambah Askar.

Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Pangkep, Mansyur, membenarkan kejadian ini dan menyatakan bahwa biaya BBM yang dibebankan kepada pasien akan diganti.

"Iye insyaallah (akan digantikan). Kapusnya (Kepala Puskesmas Sailus) sudah komunikasi langsung dengan keluarga pasien," kata Mansyur.

Kasus ini menyoroti tantangan yang dihadapi oleh warga di daerah terpencil seperti Pangkep, Sulawesi Selatan, dalam mendapatkan akses layanan kesehatan. Ibu hamil seperti Naimah harus menghadapi beban biaya yang tinggi untuk transportasi medis, yang seharusnya ditanggung oleh pemerintah daerah.

Banyak pihak berharap agar kejadian serupa tidak terulang lagi di masa depan. Pemerintah daerah diharapkan dapat menyediakan anggaran yang memadai untuk operasional ambulans laut dan memastikan bahwa warga tidak harus menanggung beban biaya BBM.

Selain itu, adanya komunikasi yang lebih baik antara petugas kesehatan dan keluarga pasien dapat mencegah kebingungan dan beban finansial yang tidak perlu.

Naimah dan bayinya kini dalam keadaan sehat, namun pengalaman mereka mengungkapkan kekurangan dalam sistem layanan kesehatan di daerah terpencil. 

Baca Juga: Viral! Seorang Ibu Tega Tinggalkan 2 Anaknya di Lift