Murid di Malaysia Jadi Difabel Usai Dihukum Gurunya Berjemur 3 Jam di Lapangan

Tragedi seorang murid difabel di Malaysia menimbulkan kecaman terhadap tindakan gurunya yang dipaksa berjemur di bawah terik matahari selama tiga jam. Baca selengkapnya di sini!

Murid di Malaysia Jadi Difabel Usai Dihukum Gurunya Berjemur 3 Jam di Lapangan
Murid di Malaysia Jadi Difabel Usai Dihukum Gurunya Berjemur 3 Jam di Lapangan. Gambar: Buletin tv 3

BaperaNews - Seorang murid laki-laki di Malaysia telah menjadi difabel setelah dihukum oleh gurunya untuk berjemur di lapangan selama tiga jam pada Selasa (30/4). Kejadian tragis ini telah mengejutkan banyak pihak dan menimbulkan kecaman terhadap tindakan guru yang disebut sangat tidak manusiawi tersebut.

Dikutip dari The Independent pada Jumat (31/5), kasus ini bermula ketika seorang siswa berusia 11 tahun dipaksa untuk berdiri di bawah terik matahari mulai pukul 10.00 hingga pukul 12.50 waktu Malaysia.

Meskipun ia mengeluh pusing selama dijemur, keluhan tersebut diduga diabaikan oleh pihak sekolah. Siswa tersebut kemudian mengalami heat stroke dan harus dilarikan ke Rumah Sakit Ampang di Selangor, Malaysia.

Menurut laporan dari Straits Times pada Jumat (31/5), ibu korban, Mogahana Selvi (35), menyatakan bahwa anaknya dinyatakan sebagai difabel oleh rumah sakit yang menanganinya. Hal ini disebabkan oleh kerusakan saraf di otak akibat sengatan panas yang dialaminya selama berada di bawah terik matahari.

Menghadapi tragedi ini, keluarga korban telah mengambil langkah hukum dengan mengajukan tuntutan perdata terhadap semua pihak yang terlibat.

Baca Juga: Dubai Luncurkan Visa untuk Gamer hingga Konten Kreator, Ini Syarat dan Cara Buatnya!

Dalam konferensi pers yang diadakan pada Rabu (29/5), yang dilaporkan oleh Asia One pada Kamis, (30/5), Mogahana didampingi suaminya, pengacara, dan Ketua Satuan Tugas Pekerja Malaysia-Singapura menyampaikan kekecewaan mereka terhadap kelalaian pihak sekolah.

Mogahana menuturkan bahwa putranya, yang dulunya aktif bermain dengan saudara-saudaranya, kini cenderung tertutup dan menyendiri setelah kejadian tersebut. Pengacara keluarga, Dinesh Muthal, menegaskan bahwa mereka ingin agar guru yang terlibat diadili dan diberi hukuman yang pantas.

Meskipun polisi telah menyelesaikan penyelidikan dan menyerahkan berkas perkara ke kejaksaan untuk ditindaklanjuti, keluarga korban merasa bahwa langkah yang diambil masih belum memuaskan.

Dalam konteks ini, Dinesh juga menyoroti tiga surat peringatan yang dikirimkan oleh sekolah kepada siswa tersebut selama masa perawatan di rumah sakit, yang menunjukkan ketidakpedulian sekolah terhadap kondisi kesehatan muridnya. Hal ini menimbulkan kekhawatiran atas perlindungan hak-hak siswa dalam lingkungan pendidikan.

Baca Juga: India Makan Korban Jiwa 15 Orang Sehari Akibat Cuaca Panas Ekstrem