Pertama Kali dalam Sejarah, Palestina Dapat Kursi di Sidang Majelis Umum PBB

Pada Sidang Ke-79 Majelis Umum PBB, Palestina resmi mendapatkan kursi di antara negara anggota.

Pertama Kali dalam Sejarah, Palestina Dapat Kursi di Sidang Majelis Umum PBB
Pertama Kali dalam Sejarah, Palestina Dapat Kursi di Sidang Majelis Umum PBB. Gambar : AP Photo/Yuki Iwamura

BaperaNews - Pada Sidang Ke-79 Majelis Umum PBB di New York, Palestina resmi mendapatkan kursi di antara negara anggota PBB. Duta Besar Palestina untuk PBB, Riyad Mansour, kini duduk di meja yang ditandai dengan tulisan 'Negara Palestina'.

Mansour menyatakan bahwa keberadaan Palestina di Sidang Umum PBB bukan hanya sekadar masalah prosedural, tetapi merupakan momen bersejarah bagi rakyat Palestina.

"Negara Palestina harus berkedudukan di Majelis Umum di antara negara-negara anggota, negara-negara anggota penuh," ujarnya.

Hal ini menunjukkan bahwa perjuangan Palestina untuk mendapatkan hak-hak mereka di PBB semakin mendekati kenyataan.

Namun, perlu dicatat bahwa meskipun Palestina telah mendapatkan kursi, untuk menjadi anggota penuh PBB, mereka masih memerlukan rekomendasi dari Dewan Keamanan.

Proses ini tidaklah mudah, mengingat Amerika Serikat sebelumnya telah memveto resolusi yang mengusulkan keanggotaan penuh Palestina. 

Baca Juga: PM Netanyahu Picu Kecaman Usai Hapus Peta Tepi Barat Palestina

Perubahan status Palestina di PBB ini diharapkan dapat membawa harapan baru bagi banyak pihak. Dalam pemungutan suara yang diadakan pada Mei 2024, 143 negara mendukung kehadiran Palestina di PBB.

"Resolusi Majelis Umum PBB menetapkan bahwa Negara Palestina harus diterima sebagai anggota dan merekomendasikan agar Dewan Keamanan PBB bisa mempertimbangkan terkait ini," jelas salah satu pernyataan dari resolusi tersebut.

Namun, tidak semua pihak menyambut baik perkembangan ini. Delegasi Israel, Jonathan Miller, menyatakan ketidakpuasan terhadap peningkatan hak Palestina. Ia mengklaim bahwa Palestina tidak layak mendapatkan status yang lebih tinggi di PBB karena dianggap tidak mengutuk tindakan kekerasan yang terjadi baru-baru ini.

"Setiap keputusan atau tindakan yang meningkatkan status Palestina, saat ini merupakan hadiah untuk terorisme yang dilakukan oleh Hamas," ungkap Miller.

Rangkaian Sesi Majelis Umum PBB (SMU PBB) juga sudah dimulai, dan Sidang Majelis Umum PBB akan dibuka pada 22 September 2024. Dalam sesi ini, para pemimpin dunia akan berkumpul untuk membahas berbagai isu penting, termasuk penyelesaian konflik di Gaza, Haiti, dan Ukraina.

Baca Juga: Kanselir Jerman Beri Statement, Tanpa Palestina Merdeka, Tidak Ada Perdamaian di Timur Tengah