Sadis! Warga Rusia Pilih Patahkan Kaki Agar Tak Dikirim Ke Ukraina
Rusia memutuskan mengirim 300 ribu tentara cadangan untuk dikirim ke Ukraina, Ribuan lelaki mencari cara agar tak diajak perang, bahkan rela patahkan kaki.
BaperaNews - Rusia memutuskan mengirim bantuan 300 ribu tentara cadangan untuk perang di Ukraina, namun warga yang kontra dengan keputusan tersebut memilih cara ekstrim untuk menolaknya, mereka bahkan menyusun rencana gila seperti sengaja mencelakakan diri dan mematahkan kaki agar tidak disuruh perang ke Ukraina.
Jumat (24/9), ribuan lelaki Rusia mencari cara untuk menghindar dari panggilan menjadi tentara cadangan. Seorang lelaki Moskow, Vyacheslav menyebut ia dan teman-temannya mencari kenalan di bidang medis yang bisa membantu, sebagai salah satu ide menghindari perintah perang.
“Kesehatan mental atau pengobatan kecanduan narkoba mungkin pilihan pas karena gratis. Jika kami dilempari batu atau ditangkap, mudah-mudahan SIM kami dicabut saja dan kami diharuskan menjalani perawatan. Kami tak bias pastikan, tapi mudah-mudahan bisa menghindarkan pengiriman jadi tentara” ujarnya.
Ia kemudian menceritakan tentang adik iparnya yang selamat dari panggilan perang, pada saat itu telepon di rumah berbunyi, namun tidak ada yang menjawab, telepon ternyata dari pihak berwenang Rusia.
Kemudian adik iparnya mendapat surat dari pemerintah tentang kewajiban berperang dimana diwajibkan untuk melapor dan mulai bertugas antara tanggal 19 hingga 23 September.
Baca Juga : Fakta Miris Saat Krisis Inggris: Jumlah Pekerja Seks Bertambah Demi Biaya Hidup
“Dia kini mengunci di salah satu ruangan rumah dan menolak keluar” tuturnya.
“Dia sudah punya dua anak kecil, umur tiga dan satu tahun, apa yang harus dia lakukan?” pungkasnya.
Lelaki lainnya dari Kaliningrad mengatakan ia akan melakukan hal ekstrim untuk terhindar dari panggilan perang.
“Saya akan patahkan lengan dan kaki saya, bahkan saya rela masuk penjara, apapun itu untuk menghindari itu semua” ucapnya.
Ribuan warga Rusia demo
Ribuan warga Rusia yang kontra akan keputusan Presiden Vladimir Putin berdemo dan menyampaikan tuntutan anti perang di seluruh kota-kota Rusia, mereka yang dianggap provokator kemudian ditangkap dan ditahan polisi.
“Kami bukan umpan meriam!”, “Damai”, “Saya tidak ingin perang demi Putin”, “Saya menetang perang dan menentang mobilisasi”, teriak para pendemo.
Organisasi hak asasi manusia mencatat ada 10 kantor polisi di Moskow yang melayangkan surat kepada pengunjung rasa, seorang perempuan juga berkata suaminya ditahan ketika ikut demo anti perang di kota Arbat.
Per hari Minggu (25/9), sudah ada 726 orang ditahan di 32 kota seluruh Rusia akibat mereka demo anti perang, polisi Rusia kini berjaga di sepanjang pusat, para lelaki harus lewat diam-diam atau dalam kelompok kecil untuk terhindar dari penahanan polisi.
Baca Juga : Israel Ajak Damai Palestina, Tapi Minta Negaranya Diakui Dunia