Indonesia Dan 143 Anggota PBB Kecam Rusia, Usai Caplok 4 Wilayah Ukraina
Indonesia dan 143 anggota PBB mengecam aksi Rusia yang mencaplok 4 wilayah Ukrain yakni Donetsk, Kherson, Luhansk, dan Zaporizhizhia.
BaperaNews - Indonesia termasuk dari 143 negara di dunia anggota PBB yang mengecam aksi Rusia mencaplok 4 wilayah Ukraina. Dalam voting yang dilaksanakan majelis PBB, hanya empat Negara yang mendukung Rusia.
143 negara di dunia anggota PBB yang menolak, termasuk Indonesia mengedepankan prinsip kemerdekaan, kedaulatan, persatuan, dan integritas Ukraina di perbatasannya untuk diakui. Atas hasil tersebut, Ukraina pun menyampaikan rasa terima kasihnya.
“Luar biasa” ujar Dubes Ukraina untuk PBB, Sergiy Kyslytsya Kamis (13/10). Dubes Amerika Serikat untuk PBB juga menyebut hasil voting itu menyatakan Rusia tidak bisa mengintimidasi dunia. Empat Negara yang mendukung Rusia mencaplok wilayah Ukraina ialah Suriah, Korea Utara, Nikaragua, dan Belarusia.
Sedangkan Negara yang abstain atau netral maupun tidak berkenan untuk memberi suara dalam voting ada 35 negara diantaranya ialah China, India, Pakistan dan Afrika Selatan.
Sebelumnya Rusia mengumumkan telah mencaplok empat wilayah Ukraina yakni Donetsk, Kherson, Luhansk, dan Zaporizhizhia. Rusia menyampaikan pencaplokan wilayah dilakukan usai dilakukan pemungutan suara dari warga wilayah tersebut, yang memberikan mereka pilihan untuk tetap di tangan Ukraina atau gabung Rusia.
Baca Juga : Ledakan Jembatan Crimea Buat Putin Geram Hingga Bikin Balasan Untuk Serangan Teroris
Rusia menyatakan hasil pemilihan warga memilih untuk gabung ke Rusia, warga di wilayah tersebut juga telah menggelar referendum atau pengajuan diri untuk gabung menjadi rakyat Rusia. Namun Ukraina menyebut aksi Rusia tersebut ialah tindakan yang ilegal dan memaksa.
Untuk mengambil jalan tengahnya, PBB kemudian menggelar voting, hasilnya, 143 negara menolak keputusan Rusia, termasuk Indonesia. Rusia mendapat teguran yang paling keras sejak ia memulai menjalankan operasi militer khusus di Ukraina pada (24/2) silam.
Dubes Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia menyebut hasil voting yang dilakukan adalah hal yang provokatif dan dipolitisasi, itu bisa menghancurkan setiap dan semua upaya yang mendukung jalan diplomatik untuk krisis.
Namun PBB menyatakan referendum tidak sah. Sedangkan China yang abstain menyatakan voting PBB itu tidak akan membantu, “Setiap tindakan yang dilakukan PBB harus kondusif untuk mengurangi eskalasi situasi, untuk memulai dialog dan harus kondusif untuk mempromosikan solusi politik dalam krisis ini” ujar Dubes China untuk PBB, Geng Shuang.
Dikabarkan, AS dan Negara barat lainnya melakukan lobi menjelang pemungutan suara dilakukan. Menlu AS Antony Blinken mengadakan pertemuan virtual sehari sebelum voting dilakukan dengan anggota lebih dari 100 diplomat Negara, diduga AS melakukan provokasi agar Rusia mendapat banyak penolakan atas pencaplokan wilayah Ukraina.
Baca Juga : Krisis Energi Makin Parah, Musim Dingin Jadi Momok Menakutkan Bagi Eropa