Ayah Bunuh Bayi di Pekanbaru Gegara Sering Nangis

Tragedi Pekanbaru mengguncang, seorang ayah ditangkap atas dugaan pembunuhan bayi 5 bulan. Simak kronologinya di sini.

Ayah Bunuh Bayi di Pekanbaru Gegara Sering Nangis
Ayah Bunuh Bayi di Pekanbaru Gegara Sering Nangis. Gambar : Dokumentasi Polresta Pekanbaru

BaperaNews - Pada Selasa (19/9) sebuah tragedi memilukan terjadi di Pekanbaru, Riau. Seorang ayah, Muhammad Iqbal (21) ditangkap setelah diduga keras telah melakukan tindak pembunuhan terhadap bayi perempuannya yang berusia 5 bulan, APW.

Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru, Kompol Bery Juana Putra, menyatakan bahwa motif pembunuhan ini didasari oleh rasa frustasi Iqbal terhadap tangisan bayi yang tak kunjung reda. Ini merupakan peristiwa mengejutkan yang menyoroti kebutuhan edukasi mendalam kepada para orang tua, khususnya orang tua muda, tentang pengasuhan anak.

Menurut laporan, peristiwa ini terjadi di Kelurahan Rejosari, Kecamatan Tenayan Raya, Kota Pekanbaru. Bayi malang tersebut, yang diketahui bernama Aulia Putri Wibowo, mengalami kekerasan fisik berat yang menyebabkan ia tewas, di mana bayi tersebut ditendang dan mengalami luka pada hidung dan mulut.

"Berdasarkan pola dan gambaran luka yang ada pada tubuh korban, sesuai dengan kasus pembekapan," ungkap Kompol Bery. Tragedi ini terjadi saat ibu korban tidak berada di rumah, dan baru mengetahui setelah kembali dan menemukan anaknya dalam keadaan tak bernyawa dengan hidung mengeluarkan darah.

Baca Juga: Ayah Bunuh 7 Bayi Hasil Inses Akhirnya Buat Pengakuan

Tersangka setelah melakukan aksinya menendang bayi, kemudian meninggalkan rumah dan kabur menggunakan mobil keluarga. Tindakannya ini segera dilaporkan oleh Syafirah Fitriana (34), tante dari korban, dan akhirnya polisi berhasil menemukan dan menangkap Muhammad Iqbal di rumah orang tuanya di Jalan Angkatan 45, Pekanbaru.

Dalam pengembangan kasus, diketahui bahwa aksi kekerasan ini bukanlah kali pertama yang dilakukan oleh Iqbal kepada anak kandungnya. Ada bukti bahwa telah ada dua percobaan pembunuhan sebelumnya.

“Kejadian ini bukan pertama kali. Menurut keterangan saksi-saksi dan pelaku bahwa sebelumnya pernah juga (mencoba membunuh korban). Ada 2 kali,” kata Kompol Bery. Ini membawa kita pada pemahaman bahwa pembunuhan bayi di Pekanbaru ini adalah akumulasi dari kekerasan domestik yang terus menerus.

Peristiwa pembunuhan bayi ini menunjukkan betapa pentingnya peran edukasi bagi para orang tua. Terutama, orang tua muda perlu memperoleh pemahaman dan kesiapan mental sebelum memutuskan untuk memiliki anak.

Edukasi ini dapat membantu mereka untuk lebih mengerti tentang tugas dan tanggung jawab sebagai orang tua, serta bagaimana mengatasi stres dan frustasi yang mungkin muncul selama proses pengasuhan anak.

Baca Juga: Wanita di Semarang Masukkan Bayi ke Dalam Jok Motor Usai Lahiran di WC Kantor