Viral Jembatan Perahu Omset Puluhan Juta Milik H Endang Hasilkan Rp 25 Juta perhari
H Endang rela ikhlaskan penghasilannya sejumlah Rp 25 Juta yang ia dapat setiap hari dari jembatan perahu yang ia buat untuk membantu para pengendara untuk menyebrang.
BaperaNews - Mendapat uang Rp 25 juta per hari dari jembatan perahu dipandang mudah, tapi tak banyak yang tau pembangunan jembatan perahu milik H Endang ini butuh waktu lama dan biaya yang tidak sedikit. Jembatan perahu yang berada di Karawang ini memang viral di media sosial.
H Endang menceritakan kisahnya bermula tahun 2010 dimana perahu deret digunakan untuk bantu warga menyeberang, perahu deretan itu menghubungkan desa Parung Mulya di Karawang Barat dengan desa Anggadita, ternyata penyebrangan ini diminati banyak orang dan banyak yang merasa terbantu hingga H Endang terus menambah jumlah perahunya.
H Endang pun berfikir untuk bisa memenuhi keinginan pengguna perahunya yang makin banyak dimana jalur ini bisa menghemat waktu perjalanan hingga 20 menit. H Endang lalu pinjam uang di Bank untuk membangun perahu dengan besi hingga kokoh dan saat ini sudah memiliki 40 karyawan yang bisa membantu banyak orang menyeberang sekaligus mendapat banyak penghasilan.
Dilain sisi, selain membantu banyak orang jembatan perahu milik H Endang ini memiliki tarif yang harus dibayarkan oleh para penyebrang yang ingin menggunakan jembatan ini.
Sehingga saat ini banyak pengguna yang mengeluh dan meminta pemerintah membuat jembatan perahu permanen disana agar tidak perlu bayar Rp 2.000 saat melintas. Lalu bagaimana dengan H Endang jika pemerintah membuat jembatan perahu di tempat tersebut?
menaggapi hal tersebut, H Endang dengan santai mengatakan dan tidak mempermasalahkan apabila pemerintah akan membangun jembatan didaerah tersebut.
“Saya gak masalah kalau dari pihak pemerintah akan ada rencana untuk melakukan proses pembangunan jembatan perahu tersebut, yang menjadi perhatian saya pribadi adalah bagaimana dengan 40 orang yang saya pekerjaan, sedangkan mereka butuh makan. Saya tak pandang bulu terhadap latar belakang pendidikan atau pun usia pekerja saya” kata H Endang.
Menurutnya, jembatan perahu ini sudah membantu memantau pergerakan air sungai Citarum, membantu pemerintah mengurangi kemacetan, juga membantu ekonomi warga sekitar. “Lewat sini bayar Cuma Rp 2.000 bisa lebih cepat, selisih 20 menit dari jalur utama, bahkan waktu kita pernah tutup 2 hari itu banyak perusahaan yang komplain karena karyawannya ga bisa lewat sini jadi pada telat datangnya” lanjut H Endang.
Ia juga mengenang saat jembatan tersebut belum ada hingga bagaimana jembatan tersebut membantu banyak masyarakat untuk menyebrang.
“Jika ingat waktu dulu jalan disini buntu dan area dusun menjadi terisolasi, dengan adanya jembatan perahu yang saya buat ini, perekonomian warga menjadi lebih hidup, banyak warga yang bisa dapat pekerjaan, ada yang jualan dan ada yang buka tempat parkir, dulu maghrib sepi udah kaya hutan, sekarang ramai” kenang H Endang.
Memang dari jembatan ini H Endang bisa meraup pendapatan Rp10 – 25 juta per bulannya, biaya itu juga untuk bayar karyawan dan biaya perawatan sehari-hari agar tidak rusak jembatannya. Hingga kini belum ada respon pemerintah terkait permintaan warga untuk membangun jembatan menggantikan jembatan perahu milik H Endang ini.