Viral Guru Honorer Nangis, Ucapan Ketua DPRD Garut Dinilai Merendahkan: Mangga Nangisna Sing Sae
Video viral menunjukkan seorang guru honorer menangis saat demo di DPRD Garut, disusul dengan respons kontroversial dari Ketua DPRD. Simak selengkapnya di sini!
BaperaNews - Sebuah video yang memperlihatkan seorang guru honorer menangis saat aksi demo di depan Gedung DPRD Garut viral di media sosial. Video ini menyita perhatian bukan hanya karena tangisan sang guru, tetapi juga karena ucapan Ketua DPRD Garut, Euis Ida Wartiah, yang dianggap merendahkan.
Dalam video yang viral sejak Sabtu (15/6), terlihat sekelompok guru honorer sedang melakukan aksi demonstrasi di depan Gedung DPRD Garut. Para guru tersebut berusaha menyampaikan aspirasi terkait status kepegawaian mereka dalam formasi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Salah satu momen yang menjadi sorotan adalah ketika seorang guru honorer menangis di teras gedung, berharap adanya perhatian dan dukungan dari pemerintah daerah.
Euis Ida Wartiah, Ketua DPRD Garut, tampak keluar dari mobilnya dan menuju gedung. Alih-alih memberikan dukungan atau sekadar mendengarkan, ia memberikan respons yang mengejutkan dan dinilai tidak peka.
"Narangis we didinya nya, sing sae (menangis saja di situ ya, yang bagus)," ujar Euis kepada para guru yang sedang berdemo.
Ucapan Euis Ida Wartiah ini memicu kemarahan para guru honorer yang langsung bereaksi dengan rasa tidak terima. Mereka menganggap pernyataan tersebut merendahkan perjuangan mereka yang sedang memperjuangkan nasib dan status kepegawaian.
Baca Juga: Warga Tolak Tayangan UFC di Indonesia Gegara Dinilai Mengandung Kekerasan dan Pornografi
"Kok bahasanya gitu bu? Itu bahasa jaga!" ucap salah satu peserta demo.
Video tersebut diunggah oleh akun Instagram @memomedsos dan langsung viral, menarik berbagai komentar dari warganet yang geram dengan sikap Euis. Berbagai komentar kritik pun bermunculan, mengkritik tindakan dan bahasa yang digunakan oleh Ketua DPRD Garut.
"Pas nyalon aja merengek minta suara, pas jadi beda cerita," komentar netizen.
"Dia lupa dia jadi kek sekarang karna guru, dasar kosong," timpal netizen lainnya. Beberapa netizen bahkan menyarankan agar tindakan Euis dilaporkan ke pihak partainya sebagai bentuk teguran.
Aksi demo ini merupakan bagian dari upaya para guru honorer di Garut untuk memperjuangkan nasib mereka dalam formasi PPPK. Demo yang berlangsung pada Jumat (14/6), menuntut agar pemerintah daerah mendengarkan dan menindaklanjuti aspirasi para guru terkait status kepegawaian mereka.
Para guru honorer menuntut penambahan kuota PPPK serta pengangkatan langsung bagi mereka yang telah lulus passing grade pada tes PPPK tahun 2023. Mereka juga menuntut afirmasi masa kerja dan umur sebagai prioritas utama dalam pengangkatan ASN-PPPK.
Baca Juga: Siswi SMA Dibully di Langkat, Pelaku Diduga Keponakan DPRD