Sekitar 550 Jemaah Haji Meninggal Dunia Akibat Cuaca Panas Ekstrem

Cuaca panas ekstrem selama ibadah haji 2024 menyebabkan 550 jemaah meninggal dunia. Baca selengkapnya di sini!

Sekitar 550 Jemaah Haji Meninggal Dunia Akibat Cuaca Panas Ekstrem
Sekitar 550 Jemaah Haji Meninggal Dunia Akibat Cuaca Panas Ekstrem. Gambar : Yahoo News

BaperaNews - Cuaca panas ekstrem selama pelaksanaan ibadah haji tahun ini mengakibatkan meninggalnya setidaknya 550 jemaah haji. Mayoritas korban meninggal dunia karena penyakit yang berhubungan dengan panas dan beberapa lainnya akibat insiden terkait.

Salah satu negara yang paling terdampak adalah Mesir, dengan 323 warganya tercatat meninggal dunia.

Menurut keterangan yang disampaikan oleh dua diplomat Arab kepada AFP, sebagian besar korban asal Mesir mengalami kondisi medis terkait panas ekstrem yang melanda selama ibadah haji.

"Semua warga Mesir yang meninggal dunia kecuali satu orang mengalami kepanasan," ungkap salah seorang diplomat yang mengoordinasikan tanggapan negara mereka.

Ibadah haji tahun ini digelar di tengah suhu yang mencapai puncaknya di 51,8 derajat Celsius di kawasan Masjidil Haram di Mekkah pada hari Senin.

Cuaca panas ini memaksa jemaah untuk mencari berbagai cara agar tetap dingin, termasuk menuangkan air ke kepala mereka dan memanfaatkan minuman dingin serta es krim yang dibagikan oleh relawan. Suhu yang meningkat setiap dekade hingga 0,4 derajat Celcius menurut sebuah penelitian di Saudi, menambah tantangan yang dihadapi para jemaah haji.

Kondisi ini menyebabkan tekanan panas yang parah bagi para jemaah haji yang beraktivitas di luar ruangan, terutama selama ibadah yang dilakukan di Gunung Arafat.

Akibatnya, layanan kesehatan harus menangani lebih dari 2.000 jemaah haji yang mengalami tekanan panas. Meski demikian, pihak berwenang Saudi belum memperbarui data korban jiwa sejak Minggu.

Baca Juga: Raja Salman Bayarkan Hewan Kurban dengan Uang Pribadinya untuk 3.322 Jemaah Haji

Secara keseluruhan, jumlah korban meninggal dilaporkan mencapai 577 orang dari berbagai negara. Selain Mesir, negara lain yang melaporkan kematian termasuk Yordania dengan 60 korban, Indonesia, Iran, dan Senegal.

Diplomat Yordania mencatat peningkatan jumlah korban dari 41 menjadi 60 orang. Di Mesir, jumlah korban diperkirakan akan meningkat karena banyak jemaah yang tidak terdaftar dalam sistem haji resmi sehingga tidak dapat mengakses fasilitas yang disediakan.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Mesir mengungkapkan bahwa Kairo sedang bekerja sama dengan pihak berwenang Saudi untuk mencari warga Mesir yang hilang selama ibadah haji. Pernyataan tersebut tidak merinci jumlah pasti warga Mesir yang termasuk di antara korban jiwa.

Pemerintah Saudi telah mengambil berbagai langkah untuk mencegah kejadian serupa, termasuk mengeluarkan ratusan ribu jemaah yang tidak terdaftar dari Mekkah sebelum pelaksanaan haji.

Pada hari Selasa, Menteri Kesehatan Saudi, Fahd bin Abdul Rahman Al-Jalajel, menyatakan bahwa rencana kesehatan selama ibadah haji berhasil diterapkan, dengan fokus pada pencegahan wabah penyakit dan ancaman kesehatan masyarakat lainnya.

Menurut laporan resmi Saudi Press Agency, rumah sakit virtual yang dioperasikan selama ibadah haji memberikan konsultasi kepada lebih dari 5.800 jemaah, terutama terkait penyakit yang disebabkan oleh panas. Ini memungkinkan intervensi cepat untuk mengurangi lonjakan kasus yang dapat terjadi akibat cuaca panas ekstrem.

Setiap tahunnya, puluhan ribu jemaah berusaha menunaikan ibadah haji tanpa visa resmi untuk menghemat biaya, yang mengakibatkan mereka tidak dapat mengakses fasilitas ber-AC dan perlindungan kesehatan yang disediakan oleh otoritas Saudi.

Praktik ini cukup berisiko, terutama dalam kondisi cuaca yang ekstrem seperti tahun ini. Diplomat Mesir menegaskan bahwa jumlah korban tewas dari Mesir kemungkinan besar akan terus bertambah, mengingat banyaknya jemaah haji yang tidak terdaftar dan tidak tercatat dalam sistem.

Baca Juga: Imbas Cuaca Panas Ekstrem, 14 Jemaah Haji Yordania Meninggal Dunia