Demi Ekspor Agrikultur Ukraina, Rusia Tarik Pasukan Dari Pulau Ular

Rusia menarik pasukannya di Pulau Ular, Ukraina. Rusia sebut sebagai bentuk aksi iktikad baik agar Ukraina bisa ekspor produk agrikulturnya.

Demi Ekspor Agrikultur Ukraina, Rusia Tarik Pasukan Dari Pulau Ular
Rusia menarik pasukannya di Pulau Ular demi ekspor di Ukraina. Gambar : Reuters/Dok. Alexander Ermochenko

BaperaNews - Rusia menarik pasukannya di Pulau Ular, Ukraina pada hari Kamis 30 Juni 2022, mereka menyebut tindakan ini ialah bentuk aksi iktikad baik agar Ukraina bisa ekspor produk agrikulturnya.

“Pada 30 Juni 2022, sebagai iktikad baik kami, angkatan bersenjata Rusia merampungkan tugasnya di Pulau Ular dan menarik garnisun disana” ujar pernyataan resmi dari Kementrian Pertahanan Rusia. Rusia menyebut hal ini ialah bentuk pembuktian kepada dunia bahwa “Rusia tidak menghalangi upaya PBB untuk membangun koridor kemanusiaan guna mengirimkan produk agrikultur dari Ukraina”.

Rusia memutuskan hal tersebut setelah menggempur pasukan Ukraina di Laut Hitam, Moskow menegaskan bahwa, “Bola saat ini ada di tangan Ukraina". Menurut mereka, Ukraina tak kunjung bersihkan wilayah tersebut dari ranjau darat.

Di sisi lain, Penasehat Kepresidenan Ukraina Andriy Yermak memuji tentaranya. “Kaboom! Tak ada lagi tentara Rusia di Pulau Ular, angkatan bersenjata kami hebat” tuturnya.

Komando militer Ukraina Selatan kemudian mengumumkan pasukan Rusia sudah mengevakuasi sisa garnisunnya dengan terburu-buru dari pulau itu akibat adanya serangan rudal dari Ukraina.

Pulau Ular ialah kawasan jalur lalu lintas ekspor gandum Ukraina. Ukraina menuduh Rusia mencuri gandum miliknya dari unit penyimpanan yang kemudian memicu kekurangan pangan global.

Baca Juga : Putin Sambut Ramah Jokowi Di Istana Kremlin

Sebelumnya Rusia kembali menggempur Kyiv, Ukraina. Rusia menyatakan akan berhenti jika Ukraina menyerah dan meletakkan senjata. “Pihak ukraina bisa hentikan semuanya sebelum hari ini berakhir” ujar Jubir Kremlin Dmitry Peskov (28/6). “Perintah agar pasukan nasionalis Ukraina meletakkan senjata mereka sangat dibutuhkan” imbuhnya. Peskov juga menekankan bahwa Ukraina harus memenuhi segala daftar tuntutan operasi militer.

Sebelumnya Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meminta bantuan dari Negara-negara seluruh dunia agar mendesak Negara Rusia mengakhiri invasi di negaranya selambatnya sampai akhir tahun 2022 ini.

Pernyataan tersebut disampaikan menjelang adanya pertemuan G7 di Jerman hari Senin dan Selasa 27 – 28 Juni 2022 yang juga dihadiri oleh Indonesia.

Namun meski demikian, Zelensky menyebut belum waktunya untuk mengadakan pembicaraan dengan Moskow. Negosiasi sebelumnya sempat dilakukan, namun tidak tercapai kesepakatan dan selalu gagal untuk mencapai upaya gencatan senjata.

Kedua Negara (Rusia-Ukraina) tersebut memiliki prinsip masing-masing yang seolah sulit untuk sekedar diskusi untuk mencari jalan tengahnya.