Atalarik Syach Ungkap Anak Tak Pilih Tsania Marwa, Netizen: Anaknya Sudah Didoktrin
Atalarik Syach menanggapi tuduhan bahwa dirinya tidak mematuhi keputusan pengadilan mengenai penyerahan hak asuh anak kepada Tsania Marwa. Simak Selengkapnya!
BaperaNews - Atalarik Syach, aktor yang dikenal melalui sinetron "Pernikahan Dini," kembali menjadi sorotan setelah menanggapi tuduhan bahwa dirinya tidak mematuhi keputusan pengadilan mengenai penyerahan hak asuh anak kepada mantan istrinya, Tsania Marwa.
Menurut Atalarik Syach, ia telah melaksanakan keputusan tersebut namun mengklaim bahwa kedua anaknya memilih untuk tetap bersamanya.
Keputusan pengadilan yang memerintahkan Atalarik untuk menyerahkan hak asuh anak ke Tsania Marwa telah diresmikan beberapa waktu lalu.
Namun, Atalarik Syach membantah tuduhan bahwa ia menahan anak-anaknya dan menghalangi akses Tsania kepada mereka.
Dalam penjelasannya di program "Pagi-Pagi Ambyar" di Trans TV pada Kamis (14/6), Atalarik menyatakan bahwa ia telah menjalankan kewajiban saat proses eksekusi pertama kali dilakukan.
"Saya sebagai warga negara sudah menjalankan kewajiban saya waktu eksekusi pertama mereka kumpul semua polisi, KPAI, hakim. Saya buktikan dengan pamit sama anak-anak, saya keluar rumah, terus saya bilang ke anak-anak, 'Kalian harus bisa melindungi diri kalian sendiri, kalau kalian ingin bisnis sama papa. Kasih tunjuk sama bapak-bapak dan ibu-ibu pilihan kalian seperti apa. Kalian manusia, kalian bukan binatang, kalian bukan benda, kalian manusia yang hak asasinya dilindungi seluruh dunia, apalagi sama agama kalian. Kalian yakin sama agama kalian, kalian fight,'" ujar Atalarik .
Atalarik Syach mengklaim bahwa kedua anaknya berhasil mempertahankan diri mereka sendiri selama proses penyerahan hak asuh yang dilakukan di hadapan pihak berwenang.
Atalarik Syach juga menambahkan bahwa anak-anaknya dapat memberikan bukti kepada pihak yang terlibat dalam kasus ini.
"Mereka berhasil mempertahankan diri mereka sendiri dari orang-orang dewasa yang nggak pakai otak pada saat itu," tambahnya .
Meskipun begitu, Atalarik merasa bahwa proses eksekusi yang dilakukan tidak adil dan mengkritik pihak-pihak yang mendesaknya untuk melaksanakan eksekusi berulang kali.
"Ya, saya dipilih dan saya sudah menjalankan kewajiban itu. Mesti ada eksekusi dua, tiga, empat, lima?" katanya, mempertanyakan .
Atalarik Syach mengaku bahwa ia memberikan kesempatan bagi Tsania Marwa untuk bertemu dengan anak-anak mereka, tetapi hanya di luar rumah. Ia menegaskan bahwa mantan istrinya tidak diizinkan masuk ke dalam rumah karena tuduhan fitnah yang telah dilontarkan terhadap dirinya dan keluarganya.
"Dia bisa melihat, dia cuma kasus pemfitnahan terhadap saya dan keluarga saya, dia nggak bisa masuk halaman rumah saya. Karena saya nggak mungkin nerima orang yang sudah fitnah, tidak mungkin saya menerima itu," jelas Atalarik .
Baca Juga : Ruben Onsu Gugat Cerai Sarwendah, Sidang Perdana 9 Juli 2024
Pernyataan Atalarik Syach ini memicu reaksi yang beragam dari publik. Banyak netizen yang menyatakan keprihatinan mereka dan mencurigai bahwa anak-anak mungkin telah dipengaruhi atau di doktrinasi oleh Atalarik sehingga memilih untuk tetap bersamanya.
Komentar seperti "Anaknya sudah didoktrin," sering muncul dalam diskusi online yang menyoroti dinamika keluarga ini.
Beberapa pengguna media sosial menduga bahwa pernyataan Atalarik tentang anak-anaknya yang memilih untuk tetap tinggal bersamanya bisa mencerminkan adanya pengaruh yang kuat dari Atalarik terhadap anak-anak tersebut.
Mereka khawatir bahwa anak-anak mungkin tidak sepenuhnya bebas dalam menyatakan pilihan mereka.
Keputusan pengadilan mengenai hak asuh anak biasanya didasarkan pada kepentingan terbaik anak. Namun, pelaksanaannya di lapangan seringkali menghadapi berbagai tantangan, termasuk perasaan anak-anak dan kemampuan orang tua untuk bekerja sama.
Atalarik Syach dan Tsania Marwa bercerai pada 2017, dan sejak itu, perselisihan mengenai hak asuh anak telah menjadi masalah yang berkelanjutan.
Kasus ini menarik perhatian karena melibatkan konflik antara hak hukum, hak asasi manusia, dan pertimbangan emosional dalam pengasuhan anak.
Beberapa psikolog dan ahli keluarga berpendapat bahwa anak-anak dalam situasi perceraian yang penuh konflik bisa terjebak dalam pengaruh salah satu orang tua.
Hal ini, dikenal sebagai "alienasi orang tua," dapat terjadi ketika seorang anak dipengaruhi untuk berpihak pada satu orang tua dan menolak yang lain tanpa alasan yang jelas.
Dr. Amira Hadipranoto, seorang psikolog anak dan keluarga, menyatakan, "Dalam situasi perceraian, sangat penting bagi kedua orang tua untuk mendukung hubungan yang sehat antara anak-anak dan mantan pasangan mereka. Pengaruh negatif atau doktrinasi dapat merusak kesejahteraan emosional anak dan mengganggu proses penyesuaian mereka."
@baperanews.com Atalarik Syach menanggapi tuduhan bahwa dirinya tidak mematuhi keputusan pengadilan mengenai penyerahan hak asuh anak kepada Tsania Marwa #atalariksyah #tsaniamarwa #viral #baperanews ♬ Hanya Lolongan - Nabila Taqiyyah
Baca Juga : Tengku Dewi Gugat Cerai Andrew Andika, Minta Nafkah Rp20 Juta per Bulan