Karyawan Magang TikTok Dipecat Usai Diduga Sabotase Model AI

ByteDance, induk perusahaan TikTok memecat seorang karyawan magang setelah diduga melakukan sabotase salah satu model kecerdasan buatan (AI) mereka.

Karyawan Magang TikTok Dipecat Usai Diduga Sabotase Model AI
Karyawan Magang TikTok Dipecat Usai Diduga Sabotase Model AI. Gambar : Dok. Stringer/Reuters

BaperaNews - ByteDance, induk perusahaan TikTok, mengumumkan pemecatan seorang karyawan magang yang diduga menyabotase salah satu model kecerdasan buatan (AI) mereka. Pengumuman ini disampaikan setelah berbagai rumor liar beredar di media sosial terkait kejadian tersebut. 

Karyawan magang itu diketahui dipecat pada bulan Agustus 2024, setelah ditemukan melakukan pelanggaran serius terhadap proyek penelitian ByteDance.

Dalam pernyataan resminya, ByteDance mengklarifikasi bahwa karyawan magang tersebut adalah bagian dari tim teknologi komersial, bukan dari tim AI Lab seperti yang sempat diklaim dalam beberapa postingan media sosial.

"Orang tersebut adalah pekerja magang di tim teknologi komersial dan tidak memiliki pengalaman dengan AI Lab," tegas ByteDance dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari BBC pada Selasa (22/10).

Menurut ByteDance, karyawan magang itu dituduh telah menyabotase tugas pelatihan model AI untuk sebuah proyek penelitian internal.

Namun, pihak ByteDance menekankan bahwa sabotase ini tidak berdampak pada proyek komersial atau bisnis online perusahaan. Demikian pula, model AI yang dikelola oleh ByteDance tetap aman dan tidak terpengaruh oleh tindakan tersebut.

Meski insiden ini dianggap serius, perusahaan menyatakan bahwa kerugian yang ditimbulkan tidak sebesar yang dikabarkan di media sosial.

Sebelumnya, muncul rumor yang menyebut bahwa sabotase tersebut menyebabkan kerusakan pada lebih dari 8.000 unit GPU dan mengakibatkan kerugian hingga jutaan dolar bagi ByteDance.

Namun, perusahaan teknologi asal China tersebut membantah klaim tersebut sebagai "terlalu dilebih-lebihkan."

Selain melakukan sabotase, karyawan magang yang dipecat tersebut juga dituduh menyebarkan informasi menyesatkan melalui profil media sosialnya.

Baca Juga : Kalahkan AS Hingga Rusia, Indonesia Jadi Pengguna TikTok Terbanyak di Dunia

Ia mengklaim bahwa dirinya bekerja di tim AI Lab ByteDance, padahal kenyataannya ia hanya magang di tim teknologi komersial. 

Klaim palsu ini turut memperkeruh situasi, menyebabkan banyak laporan di media sosial yang tidak akurat terkait posisinya di perusahaan.

"Profil media sosial mereka dan sejumlah laporan media berisi informasi yang tidak akurat," ungkap perwakilan ByteDance dalam klarifikasinya.

Untuk memastikan informasi yang benar sampai ke publik, ByteDance secara aktif meluruskan laporan yang beredar di berbagai platform.

Tidak hanya memecat karyawan magang tersebut, ByteDance juga telah melaporkan insiden ini ke universitas tempat karyawan tersebut menempuh pendidikan, serta ke beberapa badan industri terkait.

Langkah ini dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap pelanggaran yang telah terjadi, serta untuk mencegah insiden serupa di masa depan.

ByteDance, seperti banyak perusahaan teknologi lainnya di dunia, termasuk di China, tengah berfokus pada pengembangan AI generatif. AI generatif ini merupakan teknologi yang dapat menciptakan konten, gambar, atau teks secara otomatis berdasarkan data yang dimasukkan.

Perusahaan ini telah memulai proyek AI generatif yang ambisius, dan pemecatan karyawan magang tersebut diharapkan tidak akan mengganggu arah strategis ByteDance dalam mengembangkan teknologi tersebut.

Pada Mei 2024, ByteDance meluncurkan chatbot AI bernama Doubao, yang dirancang untuk bersaing dengan chatbot lainnya seperti Ernie dari Baidu.

Meskipun Doubao belum mampu mengalahkan popularitas Ernie, ByteDance tetap berupaya mengembangkan teknologi AI yang lebih canggih untuk meningkatkan daya saingnya di pasar.

Untuk mendukung ambisi ini, ByteDance telah mengumpulkan pinjaman sebesar USD 10,8 miliar. Dana tersebut akan digunakan untuk memperluas fasilitas perusahaan dan mendanai proyek pengembangan AI generatif, termasuk pembuatan model bahasa besar yang mirip dengan ChatGPT.

Model ini diharapkan akan menjadi tulang punggung dari berbagai aplikasi berbasis AI yang dapat memperkuat ekosistem produk dan layanan ByteDance, termasuk TikTok.

Baca Juga : Biaya Admin Penjual TikTok Shop Tokopedia Alami Kenaikan hingga 10%