Ranny Fahd A Rafiq: Saya Akan Perjuangkan Aspirasi Kaum Buruh Hingga Titik Darah Penghabisan
Ranny Fahd A Rafiq berjuang untuk kesejahteraan buruh dan menegaskan hak-hak mereka, mengakhiri perbudakan modern dengan tegas.
Candi Borobudur adalah maha karya kaum buruh, namun sejarah hanya mengenal Sailendra dan tak mencantumkan kaum buruh. Buruh sering dianggap sebagai kelas dua yang selalu dibenturkan oleh kaum kapitalis. Mereka menjadi hamba sahaya dalam bentuk perbudakan modern yang biasa disebut sebagai karyawan, yang selalu dihantui oleh tiga kata: PHK, ucap Ranny Fahd A Rafiq di Gedung DPR/MPR pada Selasa, (22/10).
Ranny menambahkan, “Tidak ada manusia yang boleh merampas dan menindas hak kaum buruh. Perbudakan yang sudah seusia gunung ini harus segera diakhiri. Barang siapa yang mencoba menzalimi kaum buruh dengan cara dan pola yang biadab, mereka akan berhadapan dengan saya.” Ungkap istri dari Fahd A Rafiq ini.
Ia juga menekankan bahwa yang diinginkan kaum buruh adalah "kesejahteraan" dan mereka ingin dihargai dalam profesinya. Banyaknya pelanggaran yang terjadi di luar batas nalar dan logika, serta eksploitasi manusia bagaikan budak belian, menunjukkan bahwa kerja buruh masih dimanfaatkan untuk menyejahterakan segelintir orang. Oleh karena itu, selain menuntut kesejahteraan dan hak-hak normatif, buruh juga berhak mengontrol alat produksi untuk kepentingan bersama.
Baca Juga : Ranny Fahd A Rafiq Apresiasi Pidato Pertama Prabowo Sebagai Presiden ke-8 RI, Ini Poin Intinya
Islam juga menyinggung soal tenaga kerja dalam petikan hadis yang kurang lebih berbunyi: “Bayarlah upah buruhmu sebelum keringatnya mengering.” Jangan sampai hasil keringat orang lain kalian telan demi kesejahteraan kalian. Jika masih banyak kasus seperti ini dan ada pengaduan baik ke DPR maupun ke rumah aspirasi saya, saya akan langsung mempidanakan mereka. Ini adalah warning keras dari saya; saya tidak main-main, tegas Ranny.
Bagi kaum buruh yang merasa terzalimi dan dirampas haknya, saya siap memaksimalkan kekuatan indra pendengaran dan insting saya dengan baik. Saya siap menampung aspirasi serta menindak tegas pelanggaran sesuai undang-undang yang berlaku yang berkaitan dengan hak-hak kaum buruh. Merdeka! tutup Ranny.
Penulis: ASW