UNS Evaluasi Kegiatan Olahraga Usai Insiden Pemain Futsal Dihantam Kekerasan

Insiden kekerasan dalam pertandingan futsal UNS berujung evaluasi kampus. Kiper FEB ditindak setelah serang pemain FP, UNS tegaskan nol toleransi kekerasan.

UNS Evaluasi Kegiatan Olahraga Usai Insiden Pemain Futsal Dihantam Kekerasan
UNS Evaluasi Kegiatan Olahraga Usai Insiden Pemain Futsal Dihantam Kekerasan

BaperaNews - Sebuah insiden kekerasan terjadi saat pertandingan futsal di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, memicu evaluasi kegiatan olahraga di kampus tersebut. Insiden ini terekam dalam sebuah video yang viral di media sosial, memperlihatkan seorang pemain yang diinjak kepala oleh lawan saat pertandingan. Video tersebut dibagikan oleh akun Twitter @drivergojek1923 pada Rabu (23/10), dan hingga Jumat (25/10), sudah ditonton lebih dari 1,2 juta kali serta disukai seribu warganet.

Menurut Sekretaris dan Juru Bicara UNS, Agus Riwanto, insiden ini terjadi pada Selasa (22/10) pukul 20.30 WIB, dalam rangka Pekan Olahraga Sebelas Maret (Porsema) yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNS.

Pertandingan futsal tersebut mempertemukan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) dengan mahasiswa Fakultas Pertanian (FP) UNS di Stadion UNS. Pertandingan berakhir dengan skor 4-2 untuk kemenangan mahasiswa FEB, namun insiden kekerasan terjadi saat permainan berlangsung.

Kronologi insiden dimulai ketika Rofiq Al Fajari Rusmawanto Putro, seorang pemain FP angkatan 2023, terjatuh akibat benturan. Wasit kemudian meniup peluit untuk menghentikan permainan. Namun, Jonathan Syebat Agung Putra, kiper dari mahasiswa FEB, berlari menuju Rofiq dan menendang bagian lehernya. Baca Juga: Kepala Atlet Futsal di Blitar Ditendang saat Selebrasi Sujud Syukur

Wasit langsung memberikan kartu merah kepada Jonathan atas pelanggarannya. Akibat tendangan tersebut, Rofiq tidak dapat melanjutkan pertandingan dan harus dikeluarkan dari lapangan.

Setelah insiden, panitia BEM UNS memberikan pertolongan pertama kepada Rofiq dan membawanya ke IGD RSUD Moewardi Surakarta untuk mendapatkan perawatan medis. Hingga berita ini ditulis, Rofiq masih menjalani perawatan konservatif di rumah sakit.

Agus menekankan bahwa UNS sangat prihatin atas kejadian ini dan menegaskan bahwa kampus tidak menoleransi segala bentuk kekerasan dalam kegiatan olahraga.

UNS telah mengambil langkah-langkah untuk menangani situasi ini. Pada Jumat (25/10), pihak universitas melakukan mediasi antara pelaku dan korban, serta orangtua mereka. Dalam mediasi tersebut, disepakati bahwa Jonathan akan menanggung seluruh biaya pengobatan Rofiq. Selain itu, kedua belah pihak sepakat untuk saling memaafkan dan tidak akan melanjutkan masalah ini ke ranah hukum.

Agus Riwanto juga menegaskan komitmen UNS untuk menjaga lingkungan kampus sebagai tempat belajar yang aman dan nyaman bagi mahasiswa. Pihak universitas menyerukan kepada semua sivitas akademika agar peristiwa serupa tidak terulang. Dalam hal ini, Agus mengingatkan pentingnya membangun relasi yang harmonis antara mahasiswa dalam semua kegiatan di lingkungan kampus.

Sebagai langkah tanggung jawab moral, Rektor UNS mengeluarkan Instruksi Nomor 820/UN27/KM.00/2024 pada 24 Oktober 2024, yang menginstruksikan panitia Porsema untuk menghentikan seluruh kegiatan olahraga tersebut. UNS berkomitmen untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kegiatan Porsema yang diselenggarakan oleh BEM UNS, serta menginvestigasi insiden ini secara menyeluruh.

Agus juga menyampaikan bahwa Majelis Kode Etik Mahasiswa (MKEM) UNS akan menegakkan kode etik mahasiswa terkait insiden ini dan akan menjatuhkan sanksi kepada pelaku. Selain itu, Direktur Kemahasiswaan UNS akan memberikan sanksi kepada panitia Porsema UNS sesuai dengan peraturan yang berlaku di universitas.

Baca Juga: Kemenkes Nonaktifkan Sementara PPDS FK Unsrat-RS Kandou terkait Dugaan Bullying dan Pungli