Soroti Tidak Meratanya Populasi Penduduk di Indonesia, Ranny Fahd A Rafiq: Pemerintah Diharapkan Lebih Fokus
Ranny Fahd A Rafiq soroti masalah kepadatan penduduk di Indonesia, mendorong pemerintah fokus pada solusi untuk mengatasi masalah sosial dan kriminalitas.
BaperaNews - Indonesia adalah negara dengan populasi penduduk terbesar keempat di dunia, dengan total 283.487.931 penduduk pada tahun 2023. Jumlah penduduk yang sebanyak ini dapat menyebabkan masalah sistemik jika tidak ditangani dengan baik, yang akan mengakibatkan timbulnya masalah baru, ungkap Ranny Fahd A Rafiq di Gedung DPR pada Kamis (24/10).
Anggota DPR dari Dapil Jawa Barat ini menambahkan, "Masalah kepadatan penduduk akan mengakibatkan tingginya angka kriminalitas. Daerah yang padat penduduknya akan membuat pemerintah pusing jika mengalami ledakan penduduk. Pemerintah sudah melakukan beberapa solusi terbaik, seperti program Keluarga Berencana (KB), transmigrasi, pemerataan pembangunan, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan pelayanan kesehatan, serta beberapa solusi lainnya."
"Jujur saja, pemerintah saat ini masih kerepotan menangani jumlah penduduk. Hal ini tidak mudah dilakukan oleh pemerintah semata. Ledakan jumlah penduduk di wilayah padat akan menimbulkan banyak masalah, seperti gangguan kesehatan, penyediaan air bersih yang kurang, dan tingginya angka kriminalitas," tambah Ranny.
Jakarta sebagai barometer Indonesia memiliki total penduduk sebanyak 10 juta jiwa dengan tingkat kriminalitas yang luar biasa. Setiap peningkatan kepadatan penduduk di suatu daerah sebanyak 100 jiwa dapat meningkatkan risiko penduduk menjadi korban tindak kriminalitas sebanyak dua korban per 100.000 penduduk. Ini yang tercatat, ungkap Ranny.
Baca Juga : Ranny Fahd A Rafiq: Saya Akan Perjuangkan Aspirasi Kaum Buruh Hingga Titik Darah Penghabisan
Jumlah kejahatan sebanyak 52.430 perkara pada tahun 2023 berdasarkan data Polda Metro Jaya meningkat 12.841 perkara atau 32 persen dibandingkan dengan tahun lalu yang mencatat 39.589 perkara. Artinya, permasalahan kepadatan jumlah penduduk yang tidak merata menjadi masalah tersendiri.
Sehebat apa pun kebijakan pemerintah, jika populasi tidak terkontrol, permasalahan di suatu negara tidak akan teratasi. Bayangkan negara seperti China dan India yang memiliki populasi terbanyak, yaitu 1,5 miliar jiwa, pasti akan kewalahan mengatasinya.
Di sisi lain, angka pernikahan dari tahun ke tahun juga mengalami kemunduran karena berbagai faktor. Solusinya mungkin dapat dicapai dengan pengembangan infrastruktur di daerah pedesaan, pendidikan dan kesadaran tentang keluarga berencana, program migrasi yang dimassifkan kembali, penguatan ekonomi lokal, pengembangan kota satelit, peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan kerja, serta pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan untuk mendukung kehidupan masyarakat di berbagai daerah, tutup Ranny.
Penulis : ASW