Viral! Warga Papua Diduga Malak Rombongan Brimob Bersenjata Rp1 Miliar

Viral sebuah video di media sosial memperlihatkan warga lokal Papua menghentikan rombongan anggota Brimob bersenjata.

Viral! Warga Papua Diduga Malak Rombongan Brimob Bersenjata Rp1 Miliar
Viral! Warga Papua Diduga Malak Rombongan Brimob Bersenjata Rp1 Miliar. Gambar : Dok. terkini.id

BaperaNews - Sebuah video yang memperlihatkan warga lokal Papua menghentikan rombongan anggota Brimob bersenjata mendadak viral di media sosial. 

Dalam video tersebut, seorang pria meminta uang "izin masuk" sebesar Rp1 miliar kepada rombongan Brimob yang hendak melewati wilayah kampungnya. 

Jika permintaan tersebut tidak dipenuhi, pria itu menegaskan bahwa rombongan Brimob harus segera putar balik dan tidak boleh melanjutkan perjalanan.

Video ini pertama kali diunggah oleh akun X @Heraloebss pada Jumat (4/10), dan sejak itu mendapat perhatian luas dari netizen.

Banyak yang mempertanyakan motif serta legalitas permintaan yang disampaikan oleh warga lokal tersebut, terutama karena melibatkan pasukan keamanan negara.

Dalam video yang berdurasi beberapa menit, tampak seorang pria yang berdiri di depan rombongan Brimob bersenjata lengkap.

Dengan tenang, pria itu menjelaskan bahwa setiap orang yang melewati jalan di kampungnya diharuskan membayar "uang permisi" sebagai bentuk penghormatan terhadap tanah adat mereka. Jumlah uang yang diminta pun tidak main-main, yakni mencapai Rp1 miliar.

"Kalau tidak bayar, putar balik," ujar pria tersebut dengan tegas dalam video yang beredar.

Kejadian ini memancing berbagai reaksi di media sosial. Beberapa pengguna X mendukung langkah warga lokal tersebut, dengan alasan bahwa tanah Papua memiliki hak adat yang harus dihormati oleh siapapun yang melewatinya.

Namun, sebagian besar pengguna lainnya mengkritik tindakan tersebut, terutama karena melibatkan anggota Brimob yang sedang menjalankan tugas negara.

Salah satu hal yang menjadi sorotan dalam video tersebut adalah posisi rombongan Brimob yang tetap tenang dan tidak mengambil tindakan represif terhadap warga.

Meskipun bersenjata lengkap, anggota Brimob terlihat mendengarkan penjelasan dari pria tersebut tanpa menunjukkan tanda-tanda agresi. Hingga akhir video, tidak terlihat adanya bentrokan atau ketegangan fisik antara kedua belah pihak.

Baca Juga : Viral Guru di Papua Dipalak Orang Mabuk, Pelaku Akhirnya Minta Maaf

Belum ada pernyataan resmi dari pihak Kepolisian mengenai kejadian ini. Namun, banyak yang menduga bahwa peristiwa ini berkaitan dengan hak ulayat atau hak adat atas tanah di Papua, di mana warga lokal merasa memiliki otoritas penuh atas wilayah tersebut.

Permintaan "uang permisi" atau "uang jalan" oleh masyarakat adat di beberapa wilayah di Papua memang bukan hal baru, meski jumlah yang diminta biasanya tidak sebesar yang terlihat dalam video tersebut.

Isu terkait tanah adat di Papua kerap menimbulkan ketegangan antara masyarakat lokal dan pihak luar, termasuk pemerintah atau aparat keamanan.

Banyak masyarakat adat Papua yang meyakini bahwa mereka memiliki hak eksklusif atas tanah-tanah di wilayah mereka, dan setiap orang yang ingin melewati atau menggunakan lahan tersebut harus mendapatkan izin atau membayar sejumlah uang sebagai bentuk penghormatan.

Namun, permintaan uang sebesar Rp1 miliar seperti yang terlihat dalam video ini jelas memicu pertanyaan. Beberapa ahli hukum dan pemerhati masalah Papua menyebutkan bahwa permintaan tersebut, jika benar dilakukan, bisa dianggap sebagai tindakan pemerasan.

Menurut mereka, meskipun hak ulayat harus dihormati, permintaan yang tidak wajar bisa masuk dalam kategori pelanggaran hukum, terutama jika melibatkan aparat keamanan negara seperti Brimob.

Di sisi lain, pendukung hak adat Papua berpendapat bahwa permintaan tersebut merupakan bentuk protes terhadap ketidakadilan yang dirasakan oleh masyarakat lokal.

Mereka berargumen bahwa tanah Papua telah lama dieksploitasi tanpa adanya kompensasi yang adil bagi penduduk aslinya, sehingga permintaan "uang permisi" tersebut adalah bentuk perlawanan terhadap ketimpangan yang terjadi.

Reaksi dari publik pun sangat beragam. Banyak yang menyatakan simpati terhadap warga Papua, namun tak sedikit juga yang menganggap permintaan tersebut sebagai tindakan yang tidak pantas, terutama karena melibatkan aparat keamanan.

Sejauh ini, belum ada klarifikasi lebih lanjut dari pihak Brimob yang terlibat dalam kejadian tersebut, termasuk apakah mereka benar-benar dipaksa untuk membayar atau akhirnya memilih putar balik.

Lokasi kejadian juga belum diketahui secara pasti, meskipun beberapa spekulasi mengarah pada wilayah pegunungan di Papua yang memang terkenal dengan pengelolaan tanah adatnya yang ketat.

Baca Juga : Terjadi Baku Tembak di Papua Nugini, 30 Orang Dikabarkan Tewas