Viral Penjual Daging Ayam Didemo Akibat Jual Lebih Murah dari Pedagangan Lain

Viral video di media sosial memperlihatkan seorang penjual daging ayam di Gunungkidul, Yogyakarta, didemo oleh pedagang ayam yang lain karena menjual ayam terlalu murah.

Viral Penjual Daging Ayam Didemo Akibat Jual Lebih Murah dari Pedagangan Lain
Viral Penjual Daging Ayam Didemo Akibat Jual Lebih Murah dari Pedagangan Lain. Gambar : Kolase Tangkapan Layar Instagram/@ndoro.real

BaperaNews - Penjualan daging ayam dengan harga murah oleh seorang pedagang di Gunungkidul, Yogyakarta, memicu demonstrasi oleh pedagang lainnya.

Aksi demonstrasi ini menjadi viral setelah sejumlah video beredar di media sosial, menunjukkan bagaimana para pedagang melakukan intimidasi kepada penjual yang dianggap merusak harga pasar.

Insiden ini terjadi pada Rabu (2/10/2024), ketika sejumlah pedagang daging ayam berkumpul di Kalurahan Ngawu, Playen, untuk melakukan aksi protes terhadap harga daging ayam yang dijual oleh Ghina Broiler, sebuah usaha milik Emi Dwi Astuti.

Dalam aksi tersebut, para pedagang menuntut agar harga daging ayam dipatok dengan wajar. 

“Mereka menyalahkan kami karena harga daging ayam potong kami terlalu murah, meminta kami untuk memberi harga sewajarnya,” ujar Emi.

Harga daging ayam yang ditawarkan Emi hanya Rp26.000 per kilogram, jauh lebih rendah dibandingkan harga yang dijual pedagang lain, yang berkisar antara Rp30.000 hingga Rp32.000 per kilogram.

Emi menjelaskan, harga tersebut sudah dihitung dengan mempertimbangkan biaya dari supplier rumah pemotongan hewan. 

“Saya berdiri sendiri. Jadi menurut saya, penetapan harga berapapun itu hak kami,” tambah Emi.

Aksi demonstrasi ini semakin memanas ketika sekelompok pedagang mendatangi kios Emi. Seorang karyawan bernama Sri Wulandari mengisahkan, “Ada rombongan mobil dengan banyak penumpang yang tiba-tiba menggebrak meja dan meminta kami untuk menghentikan penjualan.” 

Pengurus Kelompok Pedagang Daging Ayam Gunungkidul, Tri Yulianto, mengatakan bahwa sekitar 50 pedagang ikut dalam demonstrasi tersebut.

“Tujuan kami hanya satu, yaitu persamaan harga. Selisih harga yang terlalu jauh bisa merusak pasar,” ucap Tri. 

Baca Juga : Penjual Martabak di Banyuwangi Beli Rumah Pake Koin Hasil Nabung 3,5 Tahun

Ia berharap agar pertemuan dengan pihak Dinas Perdagangan bisa menghasilkan solusi, meski sebelumnya pertemuan tersebut tidak membuahkan hasil.

Peristiwa serupa juga terjadi di Sleman, Yogyakarta, di mana seorang pedagang daging ayam murah menjadi korban persekusi oleh pedagang lainnya.

Penjual tersebut dikerumuni dan diinterogasi mengenai harga dagangannya yang terlampau murah, yaitu Rp26.000 per kilogram, sementara harga pasaran berkisar Rp33.000 hingga Rp39.000. 

Dalam video yang viral di media sosial, pedagang daging ayam tersebut tampak pasrah saat dagangannya diperlakukan kasar oleh para pendemo. 

“Juraganmu mana Mas? Ini dagangan punyamu sendiri atau juraganmu?” teriak salah satu pendemo.

Respons terhadap demonstrasi ini bervariasi di kalangan warganet. Beberapa menyalahkan sikap anarkis para pedagang yang melakukan intimidasi, sementara yang lain menilai bahwa pedagang daging ayam murah juga berperan dalam merusak harga pasar.

“Cara tegurnya salah, yang jual juga salah karena merusak harga pasar,” ujar salah satu netizen di akun Instagram yang mengunggah video tersebut.

Kepala Dinas Perdagangan Gunungkidul, Kelik Yuliantoro, mengungkapkan bahwa pihaknya tidak memiliki wewenang untuk menetapkan harga standar ayam.

Ia menyatakan, “Kami juga tidak dapat mempertemukan pihak yang berkonflik, nanti malah tidak ketemu.” Menurutnya, masalah harga daging ayam ini bukan hanya terjadi di Gunungkidul, tetapi juga di daerah lain di Yogyakarta.

Kelik juga menambahkan bahwa perbedaan harga muncul akibat harga daging ayam di tingkat supplier. “Penyelesaian perlu dilakukan di tingkat supplier,” tegasnya. 

Baca Juga : Emosi Ditawari Durian Terus, Pria Ini Teriak hingga Tampar Penjual