Israel Bom Jalan Raya Perbatasan Masnaa Lebanon dengan Suriah
Israel melancarkan serangan udara di jalan raya utama di perbatasan Masnaa yang menghubungkan Lebanon dengan Suriah.
BaperaNews - Israel melancarkan serangan udara di dekat jalan raya utama di perbatasan Masnaa yang menghubungkan Lebanon dengan Suriah, menyebabkan lalu lintas di jalur penting tersebut terhenti.
Menurut laporan PBB, ratusan warga yang sebelumnya berusaha melarikan diri dari Lebanon menggunakan mobil, kini terpaksa melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. Serangan ini menambah ketegangan yang meningkat di kawasan tersebut.
Menteri Transportasi Lebanon, Ali Hamieh, menyebut tindakan Israel ini sebagai bentuk "pengepungan mendadak" terhadap Lebanon, baik melalui darat maupun udara.
Serangan tersebut terjadi setelah Israel menuduh bahwa jalur perbatasan tersebut digunakan oleh Hizbullah untuk menyelundupkan senjata.
Militer Israel bahkan mengancam akan melarang "pesawat musuh yang membawa senjata" untuk mendarat di bandara Beirut, yang merupakan satu-satunya bandara sipil yang berfungsi penuh di Lebanon.
Serangan terhadap infrastruktur penting di Lebanon ini memicu kekhawatiran yang mendalam, terutama terkait implikasi kemanusiaan dan komersial.
Masnaa merupakan satu-satunya jalur darat yang berfungsi penuh untuk akses keluar Lebanon menuju Suriah.
Jalur ini sangat penting, terutama di tengah meningkatnya arus pengungsi yang berusaha melarikan diri dari Lebanon akibat intensitas serangan Israel.
Diperkirakan lebih dari 160.000 orang telah meninggalkan Lebanon menuju Suriah sejak Israel memperluas serangan bom udara dan memulai invasi darat dalam beberapa pekan terakhir.
Menurut Imad Salamey, seorang pakar politik Timur Tengah di Universitas Amerika Lebanon, tujuan utama Israel dengan menyerang perbatasan Masnaa adalah untuk memutus jalur pasokan senjata yang diyakini mengalir ke Hizbullah melalui Suriah.
Salamey menjelaskan bahwa Israel tidak sepenuhnya mempercayai pasukan keamanan Lebanon maupun Suriah, karena mereka dianggap memiliki hubungan erat dengan Hizbullah.
Baca Juga : Joe Biden Tegaskan Penolakan atas Serangan Israel ke Fasilitas Nuklir Iran
Oleh karena itu, dengan menghentikan jalur transportasi utama ini, Israel berharap bisa melemahkan kemampuan Hizbullah untuk memperkuat persenjataan mereka.
Namun, dampak serangan ini tidak hanya terbatas pada Hizbullah. Serangan di jalur Masnaa juga menghantam arus transportasi sipil dan komersial, memperburuk situasi kemanusiaan di Lebanon.
Serangan tersebut tidak hanya mengisolasi Lebanon dari bantuan internasional, tetapi juga menimbulkan dampak besar pada ekonomi dan kehidupan sehari-hari warga yang bergantung pada perlintasan ini untuk kebutuhan dasar.
Selain melumpuhkan jalur utama menuju Suriah, serangan ini juga menciptakan dilema bagi pemerintah Lebanon yang kini harus mencari solusi cepat untuk membuka kembali akses darat.
Wadih al-Asmar, presiden Pusat Hak Asasi Manusia Lebanon, menyebut tindakan Israel ini sebagai pelanggaran hukum internasional dan hak asasi manusia.
"Israel menciptakan narasinya sendiri untuk melakukan kejahatan mereka," ujar Asmar.
Lebanon kini menghadapi tantangan berat dengan terkendalinya sebagian besar akses ke dunia luar oleh Israel.
Jika serangan terhadap perbatasan terus berlanjut, dampaknya akan semakin merugikan warga Lebanon dan Suriah yang melintasi perbatasan tersebut.
Jalur darat tersebut vital bagi kelangsungan ekonomi dan kemanusiaan, terutama untuk mengangkut barang-barang komersial dan bantuan kemanusiaan.
Johnny Khalaf, seorang pensiunan jenderal angkatan darat Lebanon, mengatakan bahwa meskipun Israel telah menguasai jalur darat di Masnaa, blokade penuh terhadap Lebanon belum sepenuhnya terjadi.
"Udara dan laut masih terbuka," jelas Khalaf, namun ia juga menambahkan bahwa jika Israel menutup bandara dan pelabuhan laut, Lebanon bisa sepenuhnya terkepung.
Sementara jalan di Masnaa mungkin akan diperbaiki, serangan ini jelas lebih merugikan warga sipil daripada Hizbullah.
Sebagian besar warga yang melintasi perbatasan menuju Suriah adalah pengungsi yang melarikan diri dari perang saudara di negara mereka.
Al-Asmar memperingatkan bahwa penutupan perbatasan resmi seperti Masnaa hanya akan meningkatkan risiko bagi pengungsi tersebut.
"Memutus jalur reguler akan mendorong mereka ke tangan penyelundup, yang lebih berisiko dibom oleh Israel," jelasnya.
Pengungsi yang berusaha menghindari penangkapan di Suriah kini menghadapi bahaya tambahan akibat serangan Israel di Lebanon.
Salamey menambahkan bahwa meskipun situasi di Lebanon belum mencapai skala krisis seperti di Jalur Gaza, dampak serangan Israel tetap signifikan.
Dengan memutus jalur pasokan dan menargetkan infrastruktur vital, Israel secara efektif mengisolasi Lebanon dari dunia luar dan mereduksi kedaulatan negara tersebut.
"Lebanon semakin dipaksa untuk bergantung pada Israel, sementara kapasitasnya untuk berfungsi sebagai negara merdeka terus melemah," kata Salamey.
Baca Juga : AS Akan Koordinasi dengan Israel untuk Hadapi Serangan Rudal dari Iran