Siswa SMK di Nias Tewas Diduga Dianiaya Kepala Sekolah, Korban Dipukuli Kepala hingga Saraf Rusak
Kasus tragis di SMK Negeri 1 Siduori, Nias Selatan, di mana siswa meninggal setelah diduga dianiaya oleh kepala sekolah. Simak selengkapnya di sini!
BaperaNews - Seorang siswa SMK Negeri 1 Siduori, Nias Selatan, Yaredi Nduru, meninggal dunia setelah diduga mengalami penganiayaan oleh kepala sekolahnya.
Kejadian siswa SMK dianiaya kepala sekolah ini terjadi terjadi pada Sabtu (23/3), di mana Yaredi diduga dipukul keras di bagian kening dan kepala lainnya oleh kepala sekolah, yang hanya disebut dengan inisial SZ (27).
Insiden tersebut menyebabkan kerusakan saraf yang serius pada Yaredi, yang akhirnya berujung pada kematian Yaredi pada Senin (15/4).
Menurut keterangan polisi, SZ diduga telah memukul Yaredi dan enam siswa lainnya tanpa alasan yang jelas. Yaredi pulang ke rumah dengan keluhan pusing dan setelah empat hari kondisinya semakin memburuk, yang akhirnya membuatnya mengigau dan demam tinggi.
"Kepala sekolah saya, Safrin, memukul kepala saya hingga pusing begini," kata Yaredi dalam keadaan mengigau, sebagaimana diceritakan oleh ibunya.
Baca Juga: Pemuda di NTT Dianiaya dan Motornya Dibakar Usai Tolak Minuman Keras
Bripka Dian Octo, Kasi Humas Polres Nias Selatan, mengonfirmasi bahwa polisi sedang mendalami kasus dugaan penganiayaan yang menimpa siswa SMK ini.
"Masih diduga ya, karena polisi masih melakukan pendalaman," ujarnya. Pada 9 April, Yaredi dibawa ke RSUD Thomsen dan dokter menyatakan dia mengalami kerusakan saraf yang serius dan harus dirawat inap. Kondisinya tidak kunjung membaik dan pada 13 April, Yaredi kembali dirawat di rumah sakit hingga akhirnya meninggal dunia dua hari kemudian.
Polisi yang menerima laporan kejadian ini langsung melakukan penyelidikan dan memulai proses hukum terhadap SZ. Masyarakat Nias Selatan menuntut keadilan untuk Yaredi dan memastikan bahwa hal seperti ini tidak terulang kembali di masa depan.
Dengan kejadian ini, diharapkan ada langkah konkret dari semua pihak terkait untuk menghindari kejadian serupa di masa depan, memastikan bahwa sekolah adalah tempat yang aman bagi setiap siswa.
Baca Juga: Pria Asal Bogor Dianiaya Preman di Karawaci Diduga karena Senggolan Motor