CEO McDonald's Ketar-ketir Bisnisnya Makin Merosot Usai Aksi Boikot

CEO McDonald's, Chris Kempczinski, mengungkapkan kekhawatiran terhadap penurunan bisnisnya akibat aksi boikot produk yang terafiliasi dengan Israel.

CEO McDonald's Ketar-ketir Bisnisnya Makin Merosot Usai Aksi Boikot
CEO McDonald's Ketar-ketir Bisnisnya Makin Merosot Usai Aksi Boikot. Gambar : Unsplash/Samir Yasif

BaperaNews - McDonald's, merasakan dampak serius terhadap penjualan di beberapa wilayah, terutama di Timur Tengah, akibat perang Israel-Palestina dan aksi boikot terhadap produk terafiliasi dengan Israel. 

CEO McDonald's, Chris Kempczinski, mengungkapkan bahwa perusahaan mengalami penurunan signifikan dalam bisnisnya di sejumlah pasar, termasuk di luar Timur Tengah, karena konflik dan disinformasi terkait boikot McDonald's.

Aksi boikot yang melibatkan beberapa jaringan restoran cepat saji besar di Barat, seperti McDonald's dan Starbucks, berkaitan dengan sikap pro-Israel dan dugaan hubungan produk dengan Israel. 

Chris Kempczinski menyatakan kekecewaannya terhadap misinformasi yang menimpa merek McDonald's, terutama di negara-negara Muslim di Timur Tengah dan di luar kawasan tersebut.

"McDonald's di setiap negara tempat kami beroperasi, termasuk di negara-negara Muslim, diwakili oleh pemilik operator lokal yang bekerja tanpa kenal lelah untuk melayani dan mendukung komunitas mereka sambil mempekerjakan ribuan warganya," ujar Kempczinski dalam postingan LinkedIn, seperti dilansir dari Reuters, Kamis (4/1).

Perusahaan merasakan penurunan yang signifikan, terutama di Mesir dan Yordania, dan fenomena serupa mulai terjadi di negara-negara seperti Malaysia, Indonesia, Pakistan, dan negara mayoritas Muslim lainnya. 

Baca Juga : Seruan Boikot ZARA Ramai, Diduga Campaign Pake Isu Genosida Palestina

McDonald's, dengan sekitar 40 ribu kedai di seluruh dunia dan lima persennya berada di Timur Tengah, kini harus menghadapi tantangan bisnis yang lebih besar.

Meskipun McDonald's selalu menekankan bahwa restoran mereka di banyak negara dioperasikan oleh pemilik operator lokal dan mempekerjakan warga lokal, dampak boikot tetap terasa. 

Boikot McDonald's mencuat setelah Israel mengumumkan di media sosial pada Oktober 2023 bahwa McDonald's memberikan ribuan makanan gratis kepada personel Pasukan Pertahanan Israel, dukungan yang berlanjut hingga Desember 2023.

Pada 1 Januari 2024, biaya royalti naik menjadi lima persen dari sebelumnya empat persen. Keputusan ini diambil menyusul penurunan penjualan secara global. 

Ancaman boikot juga datang dari BDS Malaysia, yang secara resmi memasukkan McDonald's ke dalam daftar perusahaan yang perlu diboikot.

Meskipun terancam kerugian dan tekanan untuk pemutusan kontrak waralaba dari seluruh dunia, Chris Kempczinski, CEO McDonald's, tetap mempertahankan sikap netral perusahaan terhadap konflik. 

"Kami membenci kekerasan dalam bentuk apa pun dan berdiri melawan ujaran kebencian, dan kami akan tetap bangga membuka pintu kami pada siapa pun," tegasnya.

@baperanews.com CEO McDonald's, Chris Kempczinski, mengungkapkan kekhawatiran terhadap penurunan bisnisnya akibat aksi boikot produk yang terafiliasi dengan Israel. #viral #boikot #mcd #palestine ♬ Atouna El Toufoule - Embun Senja

Baca Juga : Aksi Boikot Produk Pro Israel Dikhawatirkan Bisa Kena PHK Massal