Beribu Hektar Sawah di Grobogan dan Demak Gagal Panen Akibat Banjir

Banjir merusak lahan pertanian di Demak dan Grobogan, mengancam pasokan beras Jawa Tengah. Simak selengkapnya di sini!

Beribu Hektar Sawah di Grobogan dan Demak Gagal Panen Akibat Banjir
Beribu Hektar Sawah di Grobogan dan Demak Gagal Panen Akibat Banjir. Gambar : Kompas.com/Nur Zaidi

BaperaNews - Musibah melanda sektor pertanian di Jawa Tengah, khususnya di Kabupaten Demak dan Grobogan. Sekitar 2.000 hektare lahan pertanian di Demak terendam banjir, sementara di Grobogan juga mengalami nasib serupa.

Hal ini berdampak pada gagal panen, mengancam pasokan beras dan stabilitas harga di daerah tersebut. Demak dan Grobogan, yang merupakan sentra produksi di Jawa Tengah, kini berjuang menghadapi kerugian besar akibat bencana alam ini.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Tengah, Ratna Kawuri, menyampaikan kekhawatiran atas kondisi ini. Dengan luasan lahan yang terendam banjir, produksi beras dipastikan akan terganggu.

Penyebabnya adalah banjir yang melanda sentra-sentra produksi tersebut, seperti di Demak dan Grobogan, telah merusak ribuan hektare lahan yang sebelumnya siap panen. Ratna Kawuri menegaskan bahwa kondisi ini berpotensi memengaruhi keseimbangan antara pasokan dan permintaan beras di Jawa Tengah.

Baca Juga: Bawaslu Rencanakan Penundaan Pemilu di Demak Imbas Banjir

Pimpinan Perum Bulog Jawa Tengah, Akhmad Kholisun, juga mengakui peranan penting Demak dan Grobogan dalam rantai produksi beras. Menurutnya, kedua kabupaten tersebut menyumbang persentase yang cukup besar dalam pengadaan beras oleh Bulog.

Meskipun saat ini Bulog belum merasakan dampak langsung dari banjir, namun jika produksi beras terganggu akibat bencana ini, Bulog pun akan terpengaruh. Kondisi ini mengancam kelangsungan program bantuan pangan gratis dan distribusi beras ke pasar.

Meski belum diketahui secara pasti total lahan pertanian yang terdampak banjir, harapan masih terbuka untuk adanya lahan yang dapat bertahan. Namun, jika banjir terus mengganggu pertanian padi, kemungkinan produksi akan terus berkurang.

Akhmad Kholisun berharap agar dampaknya tidak terlalu signifikan dan stok beras Bulog masih cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga masa panen raya tiba pada bulan April mendatang.

Baca Juga: Ibu dan Bayi 3 Bulan Bertahan 18 Jam Tanpa Makan Saat Banjir Melanda Demak