Tank Tempur Israel Saling Tembak hingga Bunuh Kawan Sendiri
Tank tempur Israel dikabarkan saling serang hingga mengakibatkan lima tentara Israel dari unit lintas udara tewas, sementara tujuh orang lainnya luka-luka. Baca selengkapnya di sini!
BaperaNews - Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dilaporkan telah mengerahkan ribuan personel ke wilayah Rafah, Jalur Gaza selatan, Palestina, pada Rabu (16/5). Pengiriman ini menandai perluasan agresi militer yang diinstruksikan oleh rezim Benjamin Netanyahu. Menurut laporan dari Middle East Eye, militer Israel mengirim pasukan elite lintas udara ke Rafah.
Insiden ini terjadi saat lima tentara Israel dari unit tersebut tewas ditembak oleh rekan mereka sendiri. Ketika pasukan lintas udara Israel yang baru tiba langsung terlibat dalam kontak tembak, mereka justru saling serang dengan unit Tank Tempur Utama (MBT) Merkava Mark IV yang juga bagian dari militer Israel.
Akibatnya, lima tentara Israel dari unit lintas udara tewas, sementara serangan pasukan tank juga melukai tujuh orang lainnya.
Investigasi oleh IDF mengungkapkan bahwa dua unit tank tempur Israel menembaki sebuah bangunan yang diyakini sebagai tempat berkumpulnya pasukan Hamas Palestina.
Pada saat yang sama, dua kelompok pasukan lintas udara Israel mendarat bersamaan dengan serangan tersebut. Ironisnya, satu kelompok pasukan lintas udara berkumpul di gedung yang menjadi sasaran tembak tank Israel.
Insiden ini diketahui dari kelompok pasukan lintas udara lainnya yang mendarat di dekat dua unit tank Merkava yang sedang membombardir targetnya. Salah satu tentara yang selamat mengungkapkan kebingungannya saat menyadari tembakan berasal dari rekan mereka sendiri, bukan dari musuh.
Peristiwa ini menjadi sorotan terhadap koordinasi dan komunikasi dalam operasi militer Israel. IDF menyatakan akan melakukan investigasi mendalam untuk mengidentifikasi penyebab kesalahan fatal ini dan mencegah kejadian serupa di masa depan.
Baca Juga: Joe Biden Menyesal AS Kirim Senjata ke Israel yang Menewaskan Warga Palestina
Kehadiran pasukan elite lintas udara dan unit tank tempur di Rafah merupakan bagian dari strategi perluasan militer yang dipimpin oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Langkah ini diduga sebagai respons terhadap peningkatan aktivitas militan Hamas di wilayah tersebut.
Namun, insiden saling tembak antara pasukan Israel sendiri ini menggarisbawahi kompleksitas dan risiko tinggi yang melekat dalam operasi militer di daerah konflik seperti Gaza.
Sementara itu, situasi di Jalur Gaza terus memanas. Serangan militer Israel di wilayah tersebut telah mengakibatkan banyak korban jiwa dan luka-luka, baik di pihak militer maupun sipil. Ketegangan antara Israel dan Hamas semakin meningkat, dengan masing-masing pihak saling melancarkan serangan.
Dalam beberapa bulan terakhir, gempuran udara dan artileri Israel ke Gaza telah menjadi pemandangan yang umum, sementara serangan roket dari Hamas ke wilayah Israel juga terus berlanjut.
Perluasan operasi militer oleh Israel di Rafah di bawah instruksi Benjamin Netanyahu menunjukkan bahwa konflik di Gaza masih jauh dari selesai. Dengan ribuan pasukan tambahan yang dikerahkan ke wilayah tersebut, situasi di lapangan diperkirakan akan semakin intens.
Baca Juga: Tentara Israel Dikabarkan Terkena Ratusan Sengatan Tawon hingga Dirawat di ICU