Pemerintah RI Siapkan Dana Rp7,3 Triliun Subsidi Motor Listrik

Pemerintah Indonesia mengalokasikan dana sebesar Rp7,3 triliun untuk memberikan subsidi penjualan sepeda motor listrik guna mengatasi disparitas harga kendaraan listrik dan konvensional. Baca selengkapnya di sini!

Pemerintah RI Siapkan Dana Rp7,3 Triliun Subsidi Motor Listrik
Pemerintah RI Siapkan Dana Rp7,3 Triliun Subsidi Motor Listrik. Gambar: 123rf

BaperaNews - Pemerintah Indonesia menyiapkan dana sebesar US$455 juta atau sekitar Rp7,3 triliun untuk memberikan subsidi motor listrik.

Pernyataan ini disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KemenESDM) Dadan Kusdiana dalam acara IEA's 9th Global Conference On Energy Efficiency (GCEE) di Nairobi, Kenya, pada Kamis (23/5).

Subsidi ini direncanakan mencakup penjualan 800 ribu sepeda motor listrik baru serta konversi 200 ribu sepeda motor bermesin pembakaran menjadi motor listrik. Hal ini dilakukan untuk mengatasi kesenjangan harga antara kendaraan listrik dan kendaraan konvensional.

Pemerintah Indonesia memberikan insentif pajak dan subsidi untuk mobil listrik, mobil hibrida, dan sepeda motor listrik guna menutup disparitas harga tersebut.

Dadan Kusdiana menjelaskan bahwa pemerintah menargetkan pada tahun 2030, sebanyak 2 juta unit mobil listrik dan 13 juta unit kendaraan listrik roda dua sudah mengaspal di jalan raya. Untuk mewujudkan target ini, KemenESDM terus mempercepat pembangunan infrastruktur pendukung, sehingga terbentuk ekosistem kendaraan listrik yang memadai.

Salah satu langkah yang diambil adalah memperbanyak pembangunan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU). Berdasarkan perkiraan, dibutuhkan sekitar 32 ribu SPKLU pada tahun 2030 untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat.

Selain pengembangan stasiun pengisian daya umum, ketersediaan pengisi daya di rumah juga dinilai penting untuk menciptakan infrastruktur pengisian daya yang komprehensif.

Baca Juga: Spotify Digugat Pengadilan Federal AS karena Belum Bayar Royalti

PT PLN, sebagai perusahaan listrik negara, juga menawarkan berbagai insentif seperti harga khusus untuk peningkatan sistem kelistrikan dan potongan tarif pengisian daya semalaman. Langkah-langkah ini dirancang untuk mendorong lebih banyak penduduk mengadopsi kendaraan listrik dengan membuat pengisian daya menjadi lebih nyaman dan hemat biaya.

Pemerintah Indonesia turut mengakui kontribusi signifikan dari angkutan jalan raya terhadap emisi CO2. Oleh karena itu, pemerintah sedang mengembangkan standar penghematan bahan bakar kendaraan berat sebagai kunci untuk menurunkan emisi dalam jangka pendek dan menengah.

Dadan Kusdiana juga menjelaskan bahwa untuk lebih mengurangi emisi dari sektor transportasi, pemerintah telah mengalokasikan 11,8 juta ton biodiesel pada tahun ini seiring dengan peluncuran campuran 35 persen minyak sawit untuk biodiesel atau dikenal sebagai B35. Program ini diharapkan dapat mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sekitar 34,9 juta ton CO2.

"Program ini dapat mengurangi emisi GRK sekitar 34,9 juta ton CO2. Pemerintah Indonesia sangat yakin bahwa kombinasi regulasi, informasi, dan insentif dapat mendorong efisiensi energi dan langkah-langkah mitigasi di sektor transportasi," ujar Dadan Kusdiana.

Pemerintah Indonesia menyadari bahwa untuk mencapai target ambisius ini, diperlukan kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Oleh karena itu, pemerintah juga terus mengedukasi masyarakat tentang manfaat kendaraan listrik dan pentingnya adopsi teknologi ramah lingkungan untuk masa depan yang lebih baik.

Secara keseluruhan, inisiatif ini tidak hanya bertujuan untuk mengurangi emisi karbon dan meningkatkan efisiensi energi, tetapi juga untuk mendorong inovasi dan investasi dalam teknologi hijau. Dengan dukungan yang kuat dari berbagai pihak, Indonesia berpotensi menjadi salah satu pemimpin dalam transisi energi bersih di kawasan Asia Tenggara.

Baca Juga: Starlink Sempat Ngelag Saat Uji Coba, Ketua ICSF Buka Suara