Robot 'PNS' di Korsel 'Bunuh Diri' Diduga Gegara Beban Kerja Terlalu Berat

Robot Supervisor di Gumi City Council jatuh dari ketinggian dua meter dan tidak berfungsi lagi.

Robot 'PNS' di Korsel 'Bunuh Diri' Diduga Gegara Beban Kerja Terlalu Berat
Robot 'PNS' di Korsel 'Bunuh Diri' Diduga Gegara Beban Kerja Terlalu Berat. Gambar: Instagram/@folkative

BaperaNews - Sebuah insiden terjadi Gumi City Council di Korea Selatan ketika Robot Supervisor yang bekerja untuk membantu operasional harian dilaporkan jatuh dari ketinggian dua meter pada Rabu (26/6). Robot yang dikembangkan oleh Bear Robotics, perusahaan berbasis di California, ini ditemukan tidak berfungsi lagi sejak kejadian pukul 16.00 waktu setempat.

Dilaporkan oleh Daily Mail pada Jumat (12/7), peristiwa ini sedang dalam investigasi mendalam untuk mengetahui penyebab pasti kejadian tersebut.

Para saksi mata sebelum kejadian melaporkan perilaku aneh dari Robot Supervisor ini. Mereka mencatat bahwa robot tersebut berputar-putar di tempat, seolah-olah menunjukkan tanda-tanda ketidakstabilan.

Tugas utama robot ini meliputi pengiriman dokumen harian, promosi kota, dan memberikan informasi kepada penduduk setempat sejak mulai beroperasi pada Agustus 2023.

Menurut pemberitaan, Robot Supervisor bekerja dengan jadwal shift dari pukul 09.00 hingga 18.00, dengan kemampuan unik untuk berpindah lantai sendiri, tidak seperti kebanyakan robot lain yang terbatas pada satu lantai saja.

Meskipun awalnya meraih perhatian positif, kejadian ini memicu reaksi luas di media sosial, dengan banyak netizen mengungkapkan keprihatinan mereka akan beban kerja yang mungkin terlalu besar bagi robot tersebut.

Baca Juga: Apple Beralih ke Robot Rumahan Usai Batalkan Proyek Mobil Listrik

Komentar-komentar dari platform-media seperti X (dulunya Twitter) menyoroti isu-isu yang lebih dalam. 

"Pekerja robot butuh serikat pekerja untuk menyuarakan aspirasi mereka," tulis netizen Korea. 

Investigasi yang sedang berlangsung di Gumi City Council menyoroti potongan-potongan yang telah dikumpulkan untuk dianalisis oleh perusahaan pengembang. Bear Robotics sendiri belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait kejadian ini.

Dalam dunia teknologi modern, robot telah menjadi bagian yang cukup signifikan dari kehidupan sehari-hari, dari industri manufaktur hingga layanan publik.

Namun, kejadian robot bunuh diri ini menyoroti tantangan yang dihadapi oleh pengembang dalam menetapkan batasan kerja yang seimbang dan aman bagi robot. Diskusi tentang etika dan peraturan kerja untuk robot semakin relevan, mengingat peran mereka yang semakin kompleks dan penting dalam masyarakat saat ini.

Kehadiran Robot Supervisor di Gumi City Council seharusnya menjadi tonggak positif dalam penggunaan teknologi untuk meningkatkan efisiensi layanan publik. Namun, kisah ini mengingatkan kita akan pentingnya memahami batasan teknologi dan memastikan bahwa robot dapat bekerja dalam lingkungan yang sesuai dengan kapasitas mereka.

Baca Juga: Gunakan 2 Unit Robot Damkar Saat Padamkan Gudang Amunisi TNI, Begini Spesifikasinya