Pemerintah Akan Uji Coba PeduliLindungi Untuk Pantau PTM Sekolah, Bagaimana Caranya?

Pemerintah ingin gunakan aplikasi PeduliLindungi untuk memantau PTM di sekolah, lalu bagaimana mekanismenya?

Pemerintah Akan Uji Coba PeduliLindungi Untuk Pantau PTM Sekolah, Bagaimana Caranya?
Purbalingga mulai PTM pekan depan. Gambar : lensapurbalingga.pikiran-rakyat.com / Kurniawan

BaperaNews - Untuk memantau sekolah yang melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) akan melakukan uji coba aplikasi PeduliLindungi.

Jumeri selaku Direktur Jenderal (Dirjen) PAUD dan Pendidikan Dasar Menengah Kemendikbudristek mengatakan bahwa aplikasi PeduliLindungi dapat mempermudah pendataan orang yang masuk ke lingkungan sekolah. 

Selain itu, aplikasi tersebut juga dapat digunakan untuk melakukan tracing apabila ditemukan kasus positif Covid-19.

Dalam konferensi pers yang digelar pada hari Jumat (24/09/2021) kemarin, Jumeri mengatakan bahwa seperti yang kita ketahui validitas laporan itu sangat kurang, apabila pihaknya melakukan klarifikasi ke lapangan itu tidak mungkin, oleh karena itu saat ini Kemendikbud Ristek dan Kementerian Kesehatan sedang uji coba pendataan baru dengan aplikasi PeduliLindungi.

Jumeri pun kemudian melanjutkan bahwa penerapan aplikasi PeduliLindungi ditujukan agar data Kemendikbud, komunitas, dan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 dapat terintegrasi secara nasional.

Walaupun demikian, Jumeri masih belum dapat menjelaskan detail teknis terkait penggunaan aplikasi PeduliLindungi di sekolah. Jumeri menyampaikan bahwa saat ini pihaknya masih terus melakukan koordinasi dengan Kementerian Kesehatan.

Jumeri mengatakan bahwa pihaknya tengah melakukan uji coba sehingga ia belum dapat menjelaskan hal tersebut, apakah nantinya memungkinkan untuk diterapkan di semua sekolah di Indonesia secara individual.

Seperti yang diketahui, pihak Kemendikbudristek menyediakan satu situs untuk memantau kondisi sekolah selama pandemi Covid-19.Dalam situs itu, setiap sekolah bisa melaporkan temuan kasus positif Covid-19.

Akan tetapi, Jumeri menyampaikan bahwa terdapat banyak kesalahan dari metode pemantauan berdasarkan laporan dari sekolah tersebut. Pihaknya telah menemukan banyak kejanggalan mengenai angka kasus yang dilaporkan oleh beberapa sekolah.

Jumeri mengatakan bahwa misalnya ada yang menginput dilakukan oleh sekolah seperti laporan jumlah guru yang positif itu melebihi guru di sekolah itu, maka itu tidaklah mungkin. Jadi jumlah gurunya hanya 8 tetapi melaporkan kasus penularan yaitu sebanyak 16, ataupun 14.