Saingi Google, OpenAI sedang Mengembangkan SearchGPT

OpenAI mengumumkan peluncuran SearchGPT, mesin pencari berbasis AI yang menyajikan informasi real-time dengan fitur jawaban visual dan atribusi jelas.

Saingi Google, OpenAI sedang Mengembangkan SearchGPT
Saingi Google, OpenAI sedang Mengembangkan SearchGPT. Gambar : Unsplash/Andrew Neel

BaperaNews - OpenAI, pengembang chatbot pintar berbasis kecerdasan buatan ChatGPT, mengumumkan peluncuran mesin pencari bertenaga AI yang diberi nama SearchGPT. Mengutip The Verge, Jumat (26/7), SearchGPT adalah mesin pencari yang memiliki akses real-time ke seluruh informasi yang ada di internet.

Berbeda dengan mesin pencari konvensional yang menampilkan daftar link, SearchGPT mencoba untuk mengatur dan memahami informasi yang dicari pengguna.

Dalam satu contoh dari OpenAI, mesin pencari ini merangkum hasil pencariannya tentang sebuah festival musik dan menyajikan deskripsi singkat, diikuti dengan link atribusinya. Pada contoh lain, dijelaskan kapan waktu terbaik untuk menanam tomat dan jenis tanaman yang cocok untuk ditanam.

Pengguna juga bisa mengajukan pertanyaan lanjutan atau mengeklik bilah sisi untuk membuka tautan relevan lainnya setelah hasil pencarian muncul. Selain itu, SearchGPT dilengkapi dengan fitur yang disebut "jawaban visual", yang memberikan informasi dalam bentuk visual yang lebih mudah dipahami.

Saat ini, SearchGPT masih dalam tahap prototipe dan hanya bisa diakses oleh 10.000 penguji. Menurut juru bicara OpenAI, Kayla Wood, layanan mesin pencari ini didukung oleh keluarga model GPT-4.

"OpenAI bekerja sama dengan mitra pihak ketiga dan menggunakan feed konten langsung untuk mendapatkan hasil pencariannya. Tujuannya adalah untuk mengintegrasikan fitur pencarian langsung ke ChatGPT," kata Wood.

Baca Juga: OpenAI Punya Rencana Buat Mesin Pencari Bertenaga ChatGPT

Inovasi OpenAI dengan SearchGPT ini dianggap sebagai ancaman bagi dominasi mesin pencari Google. Google disebut-sebut sedang bergegas untuk memasukkan fitur AI ke seluruh mesin pencariannya karena khawatir pengguna akan beralih ke produk pesaing seperti SearchGPT.

Langkah ini juga menempatkan OpenAI dalam persaingan langsung dengan startup Perplexity yang baru-baru ini mengklaim sebagai mesin "jawaban" berbasis AI.

Namun, Perplexity mendapat kritik karena fitur AI-nya yang dianggap menjiplak pekerjaan penerbit lain. Menanggapi hal ini, OpenAI menekankan bahwa mereka mengambil pendekatan berbeda.

Dalam unggahan blognya, OpenAI menjelaskan bahwa SearchGPT dikembangkan bekerja sama dengan berbagai mitra media, termasuk organisasi seperti The Wall Street Journal, The Associated Press, dan Vox Media.

 "Mitra berita memberikan masukan yang berharga dan kami terus menggali masukan dari mereka," ujar Wood.

Penerbit juga memiliki cara untuk mengelola bagaimana berita atau artikel mereka muncul di fitur pencarian OpenAI. Mereka dapat memilih untuk tidak menggunakan konten mereka untuk melatih model OpenAI, namun tetap muncul di hasil pencarian.

"SearchGPT dirancang untuk membantu pengguna terhubung dengan penerbit dengan mengutip dan menautkannya secara mencolok dalam pencarian. Respons memiliki atribusi dan tautan yang jelas, sebaris, dan diberi nama, sehingga pengguna tahu dari mana informasi berasal dan bisa berinteraksi dengan lebih banyak hasil di bilah sisi dengan tautan sumber," tambah Wood.

Terlepas dari teknologinya, kemajuan pesat OpenAI telah membuat ChatGPT memiliki jutaan pengguna. Namun, biaya yang dikeluarkan juga terus bertambah.

The Information melaporkan bahwa biaya pelatihan dan inferensi AI OpenAI bisa mencapai USD 7 miliar tahun ini, terutama karena jumlah pengguna ChatGPT versi gratis yang terus meningkat, yang pada gilirannya meningkatkan biaya komputasi.

Baca Juga: Hebat! Kini ChatGPT Bisa Ketik Teks Jadi Video