Pemerintah Akan Coba Semprot Air dari Atas Gedung Jakarta untuk Kurangi Polusi Udara

Pemerintah pusat mengusulkan inovasi penyemprotan air berkabut dari gedung-gedung tinggi di wilayah DKI Jakarta sebagai solusi baru untuk mengatasi polusi udara.

Pemerintah Akan Coba Semprot Air dari Atas Gedung Jakarta untuk Kurangi Polusi Udara
Pemerintah akan coba semprot air dari atas gedung Jakarta untuk kurangi polusi udara. Gambar : ngopibareng.id

BaperaNews - Dalam upaya merespons masalah polusi udara Jakarta yang semakin kritikal, pemerintah pusat tengah mempertimbangkan penggunaan teknologi alternatif untuk mengatasi polusi udara tersebut.

Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Sigit Reliantoro, menyatakan salah satu opsi yang diusulkan adalah melakukan penyemprotan air berkabut dari gedung-gedung tinggi di wilayah DKI Jakarta.

Polusi udara di wilayah Jabodetabek, khususnya Jakarta, telah mempengaruhi kualitas hidup masyarakat. Dampak langsung dari polusi udara ini terlihat pada kesehatan, terutama pada sistem pernapasan. Kondisi ini menyoroti urgensi untuk segera mengambil langkah konkret guna mengatasi polusi udara Jakarta.

Sebelumnya, pemerintah telah berupaya mengurangi polusi udara melalui teknik modifikasi cuaca, yakni dengan menyemai garam ke lapisan atmosfer.

Namun, menurut Sigit, teknologi ini belum menunjukkan hasil optimal terutama karena adanya tantangan musim kemarau panjang yang mengakibatkan minimnya awan hujan.

Hal ini dibuktikan dengan operasi yang telah dilaksanakan pada tanggal 19-21 Agustus dimana hujan hanya turun di daerah Bogor, Tangerang Selatan, dan Depok. Sedangkan, Jakarta sendiri belum menunjukkan hasil yang memuaskan dalam hal mengatasi polusi udara.

Menghadapi keterbatasan tersebut, KLHK kini berinovasi dengan konsep semprot air berkabut dari gedung-gedung tinggi di Jakarta.

"Kami mendiskusikan beberapa teknologi alternatif. Teknologi modifikasi cuaca tidak hanya sebatas dengan pesawat yang menabur garam," jelas Sigit.

BRIN sendiri telah menginventarisasi beberapa gedung Jakarta yang berpotensi sebagai lokasi penyemprotan air berkabut ini. 

Baca Juga : Kurangi Polusi Udara, Polda Metro Semprot Jalan Utama Jakarta Pakai Water Canon

Sigit menambahkan bahwa meskipun inovasi semprot air dari gedung-gedung Jakarta ini dianggap menjanjikan, namun teknologi ini belum bisa menyelesaikan masalah polusi udara seluas Jabodetabek.

Oleh karena itu, pemerintah pusat akan menetapkan daerah-daerah prioritas untuk pelaksanaan kegiatan penyemprotan dari gedung Jakarta guna mengurangi polusi udara Jakarta.

Dalam menghadapi tantangan polusi udara Jakarta, kerjasama antar-sektor menjadi krusial. Hal ini terlihat dari kolaborasi KLHK dengan Pertamina, yang diketahui memiliki teknologi terkait.

Sigit menegaskan, pemerintah telah bertemu dengan Pertamina yang memiliki teknologi ini sebagai alat untuk mengamankan fasilitas kilang dan depo.

Terkait operasi modifikasi cuaca, Sigit menyatakan bahwa pada tanggal 28 Agustus ada potensi awan hujan di daerah Jakarta. Meski demikian, pelaksanaannya tetap akan dikonfirmasi bersama BMKG.

Upaya menangani masalah polusi udara memerlukan kolaborasi lintas sektor. Inovasi teknologi, seperti semprot air berkabut, bisa menjadi solusi dalam menghadapi polusi udara di wilayah Jabodetabek, khususnya DKI Jakarta. Namun, kerjasama dan dukungan dari semua pihak tetap menjadi kunci keberhasilannya.

Baca Juga : Polusi Udara Jakarta Makin Parah, BNBP Akan Buat Rekayasa Hujan