Habiskan Rp897 T Untuk Serang Gaza, Ekonomi Israel Terancam!

Bank Sentral Israel menyatakan bahwa US$58 miliar atau setara dengan Rp897 triliun telah habis digunakan untuk perang di Gaza. Kini ekonomi Israel terancam imbas perang tersebut.

Habiskan Rp897 T Untuk Serang Gaza, Ekonomi Israel Terancam!
Habiskan Rp897 T Untuk Serang Gaza, Ekonomi Israel Terancam! Gambar : REUTERS/ISRAEL DEFENSE FORCES

BaperaNews - Bank Sentral Israel memperkirakan bahwa biaya perang di Gaza, yang mencapai US$58 miliar atau setara dengan Rp897 triliun, berpotensi menjadi beban serius bagi ekonomi Israel.

Gubernur Bank Sentral, Amir Yaron, menyoroti bahwa pengeluaran besar ini dapat mengancam stabilitas ekonomi Israel jika tidak ditangani dengan bijak.

Menurut Yaron, biaya jumbo tersebut akan memerlukan penyesuaian dalam anggaran negara. Ia memperingatkan bahwa jika Israel terus menunjukkan peningkatan utang yang signifikan, hal ini dapat menyebabkan imbal hasil yang lebih tinggi, depresiasi mata uang, dan inflasi.

Oleh karena itu, langkah-langkah seperti pemangkasan belanja di sektor-sektor non-urgent dan peningkatan pendapatan negara melalui kenaikan tarif pajak mungkin diperlukan.

Gubernur Bank Sentral juga menilai bahwa respons pemerintah terhadap pengeluaran saat ini harus lebih proaktif. Ia mengusulkan pemangkasan belanja di sektor-sektor yang dianggap boros sebagai langkah yang perlu diambil.

Baca Juga : Israel Kuasai RS Indonesia Gaza, Bakal Diubah jadi Markas IDF

"Tidak bertindak sekarang, kemungkinan besar akan merugikan perekonomian lebih banyak di masa depan," ungkap Yaron.

Pada Senin lalu, bank sentral mengumumkan penurunan suku bunga pinjaman jangka pendek untuk pertama kalinya dalam empat tahun terakhir sebagai upaya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Namun, Yaron tetap menekankan perlunya pengendalian pengeluaran selama periode konflik.

Kementerian Keuangan Israel memperkirakan defisit anggaran pada tahun 2024 sekitar 6 persen dari pertumbuhan ekonomi.

Namun, Menteri Keuangan Bezalel Smotrich tampaknya kurang memprioritaskan disiplin anggaran, meskipun mengakui manfaat penurunan suku bunga.

"Kebijakan fiskal yang bertanggung jawab telah berkontribusi pada penurunan inflasi. Penurunan suku bunga saat ini berfungsi untuk membantu pertumbuhan bisnis dan perekonomian selama periode konflik," kata Smotrich.

Baca Juga : Puluhan Orang Palestina di Kubur Hidup-Hidup Buldoser Israel