Sekjen PBB: Dampak Invasi Rusia Ke Ukraina Makin Memburuk
Sekjen PBB, Antonio Guterres mengungkap bahwa dampak invasi Rusia ke Ukraina semakin memburuk, hal itu bisa mempengaruhi 1,6 milyar orang yang ada di dunia.
BaperaNews - Sekjen PBB, Antonio Guterres mengungkap bahwa dampak invasi Rusia ke Ukraina semakin memburuk. Menurutnya, invasi tersebut bisa mempengaruhi 1,6 milyar orang di dunia ini, kenapa? karena invasi tersebut sudah membuat krisis pada energi, keuangan hingga ketahanan pangan.
“Dampak invasi pada ketahanan pangan dan energi serta keuangan sifatnya sistemik, parah, dan makin cepat” ujar Sekjen PBB, Antonio Guterres pada Rabu 8 Juni 2022. Ia melanjutkan, dampak invasi Rusia ke Ukraina sudah dirasakan oleh sejumlah masyarakat dunia, sudah banyak yang merasakan adanya krisis pangan dan kurangnya akses pangan. “Hanya ada satu cara untuk mengakhiri badai ini, akhiri invasi Rusia ke Ukraina” tuturnya.
Sekjen PBB, Antonio Guterres mengatakan bahwa ia sudah meminta rekannya untuk membuat kesepakatan paket yang memungkinkan ada ekspor makanan yang dibuat oleh Ukraina secara aman dan terjamin lewat Laut Hitam dan ada akses bebas hambatan ke pasar global untuk makanan dan pupuk dari Rusia.
“Kesepakatan ini penting untuk ratusan juta orang di Negara berkembang termasuk di Afrika yakni sub Sahara” imbuh Sekjen PBB, Antonio Guterres.
Sementara itu diplomat PBB, Rebecca Grynspan mengatakan 1,6 Miliar orang yang sudah terdampak invasi Rusia ke Ukraina berasal dari 94 negara, 47 juta orang diantaranya mengalami krisis pangan dan diperkirakan lebih dari 58 juta orang di Afrika mengalami kemiskinan di tahun ini.
Baca Juga : Sentimen Anti Islam Di India Menguat Sejak Kepemimpinan Narendra Modi
“Dari 1,6 Milyar orang, tiga perempatnya atau 1,2 milyar orang tinggal di Negara badai sempurna yang sangat rentan dan terpapar dimensi keuangan, makanan, dan energi secara bersamaan” ucapnya.
Rusia sendiri belum memberi tanggapan atas pernyataan pejabat PBB tersebut, Rusia hingga kini masih terus menggempur Ukraina meski mendapat sanksi dari sejumlah Negara barat, kabar terakhir dilaporkan ada banyak tahanan Ukraina yang dikirim ke Moskow untuk diinterogasi.
“Lebih dari 1.000 orang dari pabrik baja Azovstal dibawa ke Rusia, lembaga penegak hukum bekerjasama dengan mereka” ujar berita dari TASS pada Selasa 7 Juni 2022.
Diharapkan ada upaya dialog antara Rusia dan Ukraina. Rusia menuntut pasukan Ukraina untuk diadili, kedua Negara saling mengklaim wilayah Severodonetsk di Donbas. “Situasi garis depan di Ukraina tidak berubah secara 24 jam terakhir, pertahanan Ukraina di Donbas berlanjut” ujar Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky.