Menteri Pertahanan Rusia Ajak Negara Sekutunya di Asia Gencarkan Latihan Militer
Menteri Pertahanan Rusia memperingatkan tentang ancaman langsung dari AS dan mendorong negara-negara Asia untuk meningkatkan latihan militer. Simak selengkapnya di sini!
BaperaNews - Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, memperingatkan bahwa Rusia dan sekutunya di Asia harus meningkatkan latihan militer gabungan mereka menghadapi ancaman yang dianggap langsung berasal dari Amerika Serikat (AS).
Menhan Rusia mengungkapkan hal ini pada pertemuan Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO) yang dihadiri oleh negara-negara seperti Rusia, India, China, Iran, Pakistan, Kazakhstan, Uzbekistan, Kyrgyzstan, dan Tajikistan, di Astana, Kazakhstan, pada Jumat (26/4).
Shoigu menegaskan bahwa AS dan sekutunya dianggap sedang memperluas pengaruh keamanannya di kawasan tersebut, yang menurutnya tidak dapat diterima. Ia menyatakan bahwa niat AS untuk melakukan pengerahan infrastruktur militer di wilayah tersebut harus dianggap sebagai ancaman langsung terhadap stabilitas SCO.
Oleh karena itu, negara-negara anggota SCO diharapkan untuk memperluas cakupan dan geografi latihan militer mereka.
Baca Juga: Siap Tandingi Playstation dan Xbox, Vladimir Putin Ingin Rusia Buat Konsol Game
Menurut Shoigu, Rusia berkomitmen untuk memperkuat hubungan militer dengan mitra-mitranya di Asia dan menahan pengaruhnya di kawasan tersebut. Namun, hal ini dilakukan meskipun ada tuntutan yang kuat terhadap pasukan Rusia yang terlibat dalam perang di Ukraina selama lebih dari dua tahun.
Meski demikian, Shoigu juga menghadapi tantangan di dalam negeri, terutama setelah salah satu wakilnya ditangkap dalam skandal suap. Hal ini mengancam untuk melemahkan posisinya secara politik. Dalam pidatonya, Shoigu juga menyoroti upaya AS untuk membentuk kembali struktur keamanan di Pasifik melalui blok QUAD dan AUKUS yang dipimpin AS.
Selain itu, Shoigu menekankan bahwa tekanan semakin meningkat terhadap China terkait dengan Taiwan. Ia juga mengidentifikasi kelompok teroris radikal di Afghanistan sebagai ancaman utama di Asia Tengah.
Shoigu juga mengkritik upaya AS untuk memulihkan pengaruhnya di kawasan tersebut setelah penarikan pasukannya dari Afghanistan pada tahun 2021.
Baca Juga: Ratu Kecantikan Rusia Gagal Operasi Rp63 M, Kini Tak Bisa Menutup Mata dan Tersenyum